Awal Yang Baru

76 8 2
                                    

Matahari pagi menyinari bumi. Membuat setiap insan berlomba untuk segera menyapa sang mentari. Ibu kota yang sejak dulu ramai penghuni. Kini lalu-lalang menghiasi pagi hari.

Senyum indah Lalisa menyapa pagi hari untuk awal yang baru. Dengan semua kisah masa lalu yang harus di kubur dalam-dalam. Bolehkah kita menyapa kabar masa lalu? Atau sebaiknya tinggalkan begitu saja?

Lalisa Naraya Maharani gadis cantik dengan rambut hitam panjang menyambut pagi yang indah dengan di awali senyum menawan. Wajahnya terlihat cantik walau baru bangun dari tidur lelapnya. Tidak di ragukan lagi jika Lalisa cantik alami.

Kedua tangan Lalisa mengangkat ke udara. Rasanya sejuk sekali menghampiri udara pagi ibu kota yang masih asri tanpa ada polusi. Sangat menyegarkan.

"Selamat pagi ibu kota. Mulai hari ini, kita harus berteman baik. Setidaknya buat awal yang baru dengan sebuah kebahagiaan" ucap Lalisa dengan di sertai senyum semangat.

"Wah, rasanya masih sama aja seperti dua tahun yang lalu"

Ini bukan kali pertamanya Lalisa tinggal di ibu kota. Dua tahun yang lalu, Lalisa masih bisa menghirup udara ibu kota yang sudah tercemar dengan polusi. Tetapi, setelah pindah ke Bandung dengan keluarga barunya Lalisa sudah jarang ke ibu kota. Dan kini, Lalisa bisa kembali mengenang kota kelahirannya dengan penuh suka cita.

"Non Lisa, sarapan udah siap non" teriakan Bi Lastri di balik pintu membuat Lalisa menoleh ke arah pintu yang masih tertutup rapat.

"Iya Bi, sebentar lagi Lisa turun" sahutnya tak kalah nyaring.

Lalisa tidak bisa berlama-lama di kamar. Rasanya sudah tidak sabar menyusuri ibu kota yang penuh dengan kenangan. Dengan secepat kilat Lalisa bersiap untuk bermain-main dengan air.

***

Lalisa baru saja menuntaskan ritual mandi. Wajahnya terlihat fresh setelah bergelut dengan air di pagi hari. Lalisa bukan seperti gadis lain yang harus repot-repot mengukir alis sebelum pergi. Memilih pakaian berjam-jam agar terlihat gaul.

Hari ini Lalisa sudah membuat janji dengan sahabatnya saat di SMP. Namanya Kirei Ileana Chalinda, panggil saja Kirei. Gadis paling heboh jika sudah membicarakan tentang K-Pop. Dan juga, suka sekali mulutnya tidak di rem saat membicarakan sesuatu yang menurutnya menarik. Cukup jangan terlalu sering membicarakan Kirei bisa-bisa nanti dia  melayang.

Lalisa memakai pakaian simple tetapi tetap staylist. Tidak lupa Lalisa memakaikan bedak tipis dan liptbam di bibirnya agar tidak terlihat seperti mayat berjalan. Langkah kakinya dengan suka cita menuruni tangga. Mendarat tulang ekornya di kursi meja makan.

"Mama sama papa udah berangkat kerja, bi?" Tanya Lalisa sembari tangannya mengambil roti tawar.

"Sudah non. Tadinya ibu mau pamit sama non, tapi katanya takut ganggu non tidur" ucap Bi Lastri yang sibuk mencuci piring.

Lalisa mengangkat bahunya malas, setelah mendengar penjelasan Bi Lastri yang hampir setiap hari ia dengar.

"Paling cuma alasan" guman Lalisa acuh.

"Bi, nanti kalo mama atau papa tanya aku kemana. Bilang aja aku lagi main sama temen SMP" pesan Lalisa sebelum hendak pergi ke luar rumah.

"Iya non, nanti bibi sampaikan"

Lalisa mengangguk paham. Mulutnya sibuk mengunyah roti. Lalu meneguk susu, dan segera pergi ke tempat janji dengan Kirei.

Destiny Scenario [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang