Orang Di Masa Lalu

39 6 0
                                    

Kaivan diam menatap kedatangan Kavin dari kejauhan. Sedari tadi, Kaivan dan Denta mengamati dari jauh Kavin dan Mpok Nur bicara.

"Menurut lu, Kavin tadi ngapain, Kai?" tanya Denta diambang kebingungan.

"Mungkin nanyain mahar?" ucap Kaivan ngawur.

"Seyakin itu Kavin langsung nikahin Mpok Nur?" Denta ragu.

Kaivan tidak menjawab pertanyaan Denta. Lagu pula, Kavin tidak bisa di tebak. Otaknya sedikit gesrek mungkin. Mereka bertiga memang sudah berteman sejak SD. Walaupun sudah tahu betul satu sama lain. Terkadang mereka tidak bisa ditebak.

Kaivan yang terkadang kalem, nyatanya punya mulut setajam pisau. Denta yang aneh tapi bisa bijak. Dan Kavin yang otaknya tidak bisa di jabarkan, terkadang waras.

Keduanya menatap penuh selidik Kavin yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi.

"Jadi gimana?" tanya Denta mendesak.

Kavin menatap Kaivan dan Denta bergantian.

"Gimana apanya?" tanya balik Kavin tidak mengerti.

"Gimana Mpok Nur mau nikah sama lu?" cetus Denta.

Tanpa pikir panjang, Kavin langsung menoyor kepala Denta. Kenapa sedari tadi yang di bahas nikah, nikah, dan nikah. Sebenarnya siapa yang sudah ngebet ingin menikah?

"Kepala lu tuh, otak dari tadi isinya nikah mulu" tindas Kavin tanpa ampun.

"Terus lu ngomongin apa sama Mpok Nur?" selidik Kaivan.

"Gue -"

"Jangan sampai lu kasih harapan palsu sama Mpok Nur, lu mau di bully satu sekolah" sosor Denta sebelum Kavin angkat bicara.

Kavin sudah siap melepas sepatunya. Ingin sekali menampol mulut  bar-bar Denta. Untung teman.

"Lama-lama gue sulam mulut lu, ta" tajam Kavin.

"Gue kan sebagai teman yang baik cuma mengingatkan"

"Gue mau ngomong, tapi jangan ada yang nyosor sebelum gue selesai" titah Kavin.

Kaivan dan Denta mengangguk, menunggu jawaban dari Kavin.

"Mpok Nur gak cerai" ungkap Kavin.

Sontak membuat mata Kaivan dan Denta melebar luas.

"Pupus deh harapan lu, Vin" lirih Denta. Kali ini ucapannya membuat Kaivan dan Kavin menatapnya horor.

"Nih lama-lama anak ngeselin juga ya" geram Kavin.

"Terus?" tanya Kaivan menyudahi perdebatan aneh.

Kaivan sudah jengah dengan perdebatan Kavin dan Denta. Padahal, ucapannya tadi hanya bercanda. Malah di bawa serius sama kedua temannya. Masalah, Mpok Nur yang kepincut harta Kavin itu salah. Karena hanya gurau dari Kaivan menakut-nakuti Kavin. Bukannya hal paling menyenangkan membuat teman kita kesal?

"Terus Mpok Nur nawarin cilok" ucap Kavin.

"Oh" Kaivan dan Denta hanya ber'oh ria setelah mendengarnya.

"Mpok Nur, minta gue makan cilok. Terus gue nolak"

"Lu jawab apa?" tanya Kaivan penasaran.

"Gue mintanya cilok berkuah" ucap Kavin di sertai cengiran.

Kaivan mengangguk paham maksud Kavin. Hari ini, mereka sudah sepakat untuk tidak makan cilok Mpok Nur. Karena ingin makan sesuatu yang lain. Kenapa Kavin minta cilok berkuah? Sebenarnya, Kavin menolak tawaran cilok dari Mpok Nur. Dan dengan cilok berkuah, Kavin bisa menolak halus tawaran cilok tadi Mpok Nur.

Destiny Scenario [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang