Bel pulang sekolah sudah menderu sejak 10 menit yang lalu. Semua siswa berangsur-angsur meninggalkan sekolah yang tampak sepi seperti tidak berpenghuni.
Kaivan dan kedua temannya sudah berada di parkiran. Tapi, mereka masih setia duduk di atas jok motor mereka masing-masing. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka.
"Mau mampir dulu gak?" tanya Denta membuka pembicaraan.
"Gue gak bisa, gue mau nganterin nenek rempong" sahut Kavin.
Sekarang giliran Kaivan yang memberi jawaban. Denta menatap Kaivan.
"Lu gimana, Kai?" tanya Denta sekali lagi.
Kepala Kaivan menggeleng. "Gue gak bisa juga" ujarnya.
"Ada urusan?"
Kali ini kepala Kaivan mengangguk. "Mau taman" ungkapnya jujur.
"Ini namanya urusan hati" ucap Kavin menimbrungi.
"Lagi kangen lu?" tanya Denta dengan sorot mata memelas.
"Gak, gue cuma rindu" kelak Kaivan.
"Apa bedanya kangen sama rindu?" tanya Kavin polos.
Lagi, Kaivan kembali menggelengkan kepalanya. "Gak ada"
"Susah ya ngomong sama orang yang lagi galau" sindir Kavin.
"Terserah orang ganteng lah" sahut Kaivan lalu meninggalkan kedua temannya yang masih termangu, setelah mendengar jawaban yang tidak terduga dari Kaivan.
"Dunia ini semakin bahaya, Vin" ucap Denta lalu di angguki oleh Kavin.
"Yuk!" ajak Denta sembari menatap Kavin.
"Kemana?"
"Pindah planet, dunia ini kejam untuk kita yang muka kentang"
***
Hari ini, hari Minggu. Semua orang pasti sibuk dengan kesenangan masing-masing. Apalagi bagi mereka sibuk belajar selama seminggu, hari Minggu hari yang cocok untuk menjernihkan kembali otak yang sudah terkontaminasi dengan angka dan huruf.
Dan hari ini pula, Kaivan sudah membuat janji dengan seseorang. Seseorang yang membuat hari-hari penuh dengan kebahagiaan. Seorang gadis yang mampu membuat Kaivan melupakan stresnya karena kedua teman laknatnya itu.
Dan gadis itu pula, yang membuat Kaivan tidak berhenti memuji ciptaan Tuhan. Dari seseorang itulah Kaivan mengerti tentang rasa bersyukur.
Kaivan sudah membuat janji dengan Rhea, gadis spesial di hidupnya. Mereka membuat janji di taman, tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama.
Kaivan melangkah kaki menuju bangku taman, yang sudah di duduki oleh seorang gadis cantik berambut panjang.
"Hai, cantik" sapa Kaivan dengan berbisik tepat di telinga Rhea. Gadis itu sontak menoleh ke belakang dan menemukan Kaivan yang sedang menyengir kuda.
"Ngagetin aja sih" rengek Rhea manja.
Kaivan duduk di samping Rhea, tangannya mengelus puncak kepala Rhea tulus.
"Udah lama nunggunya?" tanya Kaivan.
Rhea menggeleng disertai senyum manisnya. "Belum lama, kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Scenario [On Going]
Teen FictionApa yang kamu lakukan saat kembali di pertemuan dengan seseorang yang membuat kamu harus berbohong demi sebuah janji? Memberi tahunya?atau malah menghindari? Lalisa Naraya Maharani gadis ceria yang hidupnya di hantui rasa bersalah. Bukan keinginanny...