Malam Minggu-nya Jomblo

11 3 0
                                    

Kebosanan tentu saja melanda Lalisa. Sejak kepergian Pak Surya dan Bu Rani, Lalisa jadi sendiri. Ralat, memang selalu sendiri ada atau tidak adanya mereka. Lalisa bukan tipe orang yang selalu menghabiskan waktu di luar. Seperti jalan-jalan ataupun pergi mall.

Bisa di bilang, Lalisa orang yang tidak suka menghabiskan waktu di luar rumah, terkecuali kebosanan telah melandanya. Jika pergi untuk menghabiskan waktu di luar, Lalisa harus memastikan terlebih dahulu, kemana tempat yang akan di tuju, akan melakukan apa, dari jam berapa sampai jam berapa. Semua itu Lalisa lakukan agar menyiapkan tenaga, dan melihat resiko ke depannya.

Seperti saat ini, Lalisa duduk di bangku taman kompleks, tempat biasa ia menghabiskan waktu jika benar-benar bosan di rumah saja. Malam ini, malam minggu, malam yang terlalu di nantikan remaja. Tapi, bagi Lalisa tidak ada spesialnya.

"Kak Lalisa," sapa Galen tiba-tiba, tentu membuat Lalisa terkejut.

Lalisa melempar senyum manisnya. "wah, ada Galen ganteng, sama siapa ke sini?" Tanya Lalisa memastikan.

Pertanyaan itulah muncul karena Lalisa takut, jika Galen di tinggal lagi oleh Pandu, kakaknya Galen.

Jari telunjuk Galen menunjukkan Pandu yang sedang berjalan mendekati mereka.

"Sama kakak," jawab Galen gemas.

Lalisa mengangguk, tangannya menangkup pipi Galen. "Nah, kalo kayak gini kan, kak Lalisa gak takut," ucap Lalisa.

Pandu sampai di hadapan Lalisa dan Galen. Menyambar tangan Galen agar ia gandeng. Tidak lupa, Pandu memberi senyuman ke Lalisa, dan di balas senyum juga oleh Lalisa.

"Sendirian aja?" Tanya Pandu basa-basi.

Bahu Lalisa terangkat, seolah acuh dengan pertanyaan Pandu.

"Ini pertanyaan atau ledekan," sahut Lalisa sedikit kesal.

Pandu tertawa mendengar jawaban Lalisa. "Bisa aja jawabnya," kilah Pandu.

Lalisa diam enggan untuk menjawab Pandu. Tanpa peduli Lalisa duduk di bangku yang tadi ia duduki.

"Kak, Galen main ke sana dulu ya," Galen meminta izin Pandu, tidak lupa jarinya menunjuk sekumpulan anak kecil yang sedang sibuk bermain bersama.

Pandu berlutut di hadapan Galen. "Galen boleh main ke sana, tapi jangan kemana-mana. Kalo ada apa-apa, kakak di sini," pesan Pandu, dengan senang hati Galen mengangguki.

"Hati-hati ya,"

Galen berlari menuju sekumpulan anak kecil, dan bergabung di sana. Setelah memastikan Galen baik-baik saja, Pandu duduk di samping Lalisa yang masih diam.

"Gak diapelin sama pacar?" Celetuk Pandu, menatap sekilas Lalisa yang masih diam.

Ah! Kenapa Pandu selalu mengeluarkan pertanyaan yang seakan mengejek Lalisa. Tentunya, pertanyaan Pandu membuat Lalisa tersenyum kecut.

"Kalo gue diapelin, gak mungkin sekarang gue ada di sini," jawab Lalisa tenang.

"Gak diapelin atau emang gak ada pacar," goda Pandu.

Lalisa menghembuskan nafasnya perlahan. "Iya, gue emang jomblo, kenapa?"

Lagi-lagi, Pandu tertawa mendengar jawaban Lalisa. Sebenarnya, Pandu tidak percaya jika gadis cantik seperti Lalisa tidak memiliki pacar.

"Gak papa, terus kalo lu gak pacar, yang kemaren siapa?" Tanya Pandu.

Alis Lalisa sontak menaut. "Yang mana, gue gak pernah ngumpetin cowok di rumah," sungut Lalisa.

"Yang lu marahin gue di taman waktu itu,"

Lalisa tidak langsung menjawab, otaknya berfikir keras untuk mengingat. Dan beberapa detik kemudian, tiba-tiba tawa Lalisa pecah. Pandu yang heran pun hanya bisa diam.

Destiny Scenario [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang