Kini Lalisa sudah berdiri di sebuah bangunan selayak rumah tapi bukan rumah. Tempat tinggal yang pernah Lalisa pijaki. Tempat dimulainya kisah hidup Lalisa. Banyak kenangan suka nan duka yang Lalisa ciptakan di sana.
Tempat yang tidak diharapkan oleh semua orang. Dan selama dua tahun lebih Lalisa meninggalkan tempat ini. Panti asuhan Kasih Ibu, ini tempat yang ada di hadapan Lalisa sekarang.
Mata Lalisa menatap sendu bangunan di hadapannya itu. Teringat kembali masa-masa sulit yang Lalisa hadapi. Mungkin benar, Lalisa adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini.
Di buang oleh orang tua kandungnya, dan di temukan di depan pintu panti asuhan. Mungkin kelahiran Lalisa adalah sebuah kesalahan besar yang di buat oleh orang tua kandungnya.
Di saat Lalisa menginginkan kasih sayang dari orang tua. Pak Surya dan Bu Rani datang mengadopsinya saat Lalisa duduk di kelas 9. Di benak Lalisa, setelah di adopsi semua ada baik-baik saja dan ia akan bahagia. Tapi nyatanya tidak, orang tua angkatnya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mengenaskan bukan nasib Lalisa?
"Lu menyedihkan banget Lalisa, bahkan kehadiran lu di dunia ini gak di harapkan oleh semesta. Seharusnya lu gak bernafas saat ini" gumamnya sedih.
Inilah kisah Lalisa yang menyedihkan bagi siapapun. Tapi perlu di ketahui, bahwa Lalisa sayang sekali dengan Pak Surya dan Bu Rani, layaknya seperti orang tua kandungnya.
Dengan memantapkan hati, Lalisa mulai melangkah memasuki area panti asuhan. Di halaman, ada banyak anak panti yang sedang bermain. Mereka masih kecil, makhluk yang tidak tahu menahu kenapa dirinya harus merasakan tempat yang dikasihani oleh banyak orang.
"Ini kak Lalisa, kan?" tanya seorang gadis cantik serusia 5 tahun. Wajahnya imut, dengan kuncir kuda dan juga poni.
Lalisa tersenyum manis. "Iya Manda, ini kak Lalisa" ucap Lalisa.
Sontak Manda berlari ke arah Lalisa, dan langsung Lalisa jongkok mensejajarkan tubuhnya pada Manda. Tangannya merentang, seakan siap untuk memeluk dan menghapus kerinduan.
"Kak Lalisa" guman Manda di pelukan Lalisa.
"Kamu udah besar, sayang" ucap Lalisa sendu.
"Manda, kangen banget sama kakak, kenapa gak pernah ke panti lagi?" cerocos Manda masih dalam pelukan Lalisa.
Dibalik pelukan itu, Lalisa tersenyum getir, merasa iba pada gadis mungil kesayangannya.
"Kak Lalisa juga kangen, tapi kan sekarang, kak Lalisa udah ada di sini. Jadi Manda gak perlu kangen lagi"
Manda melepaskan pelukannya, menatap Lalisa dengan wajah cemberut.
"Jangan nangis, jelek tuh mukanya" gurau Lalisa menenangkan Manda yang ternyata menangis.
Manda juga sama seperti Lalisa, yang ditinggalkan orang tuanya di depan pintu panti sedari bayi merah. Saat itu, Lalisa yang masih tinggal di panti sangat marah. Bagaimana bisa, ada orang tua yang membuang anaknya saat baru lahir. Dasar manusia tidak beradab!
Lalisa mengasuh Manda sampai usia 3 tahun. Sampai akhir, Lalisa di adopsi oleh Pak Surya dan Bu Rani.
"Kak Lalisa nyebelin, tau" timpal Manda geram.
"Maaf" lirih Lalisa dengan wajah memelas.
Manda malah semakin marah dengan Lalisa, lihat saja wajahnya berpaling dri Lalisa.
"Bilang aja minta di belikan es krim, sok-sokan ngambek" goda Lalisa.
Manda tersenyum senang, ternyata Lalisa tidak lupa kebiasaan Manda yang kalau ngambek pasti minta di belikan es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Scenario [On Going]
Teen FictionApa yang kamu lakukan saat kembali di pertemuan dengan seseorang yang membuat kamu harus berbohong demi sebuah janji? Memberi tahunya?atau malah menghindari? Lalisa Naraya Maharani gadis ceria yang hidupnya di hantui rasa bersalah. Bukan keinginanny...