Hari ini, Lalisa sudah membuat janji dengan Kaivan. Mereka sepakat untuk bertemu di panti. Lagi pula, sejak Ibu Eva meminta bantuan mereka untuk mempersiapkan acara hari jadi panti. Mereka sering berkomunikasi.
Lalisa baru saja sampai di panti, tatapannya menangkap gadi kecil yang duduk di kursi depan panti. Gadis itu sibuk dengan boneka kuda poninya.
"Manda," panggil Lalisa gemas.
Senyum bahagia terpancar dari wajah Manda. "Kak Lalisa," girang gadis kecil itu.
Gemas sekali Lalisa sampai tangannya berulang kali mencubit pipi Manda.
"Kakak, katanya mau beliin Manda es krim?" Manda menagih janji Lalisa yang waktu itu terlupakan. Bagaiman bisa Lalisa melupakan janjinya pada gadis menggemaskan ini.
Telapak tangan Lalisa menepuk keningnya. Berakting seolah-olah ia lupa dengan janjinya.
"Oh iya, kakak lupa. Jadi Manda mau makan es krim sekarang?" Pancing Lalisa. Dengan senang hati, Manda mengiyakan ucapan Lalisa.
"Kakak sih, lupa terus. Pasti karena pacaran, ya" pertanyaan Manda sontak membuat Lalisa kaget bukan main. Siapa yang mengajarkan gadis sekecil Manda tentang pacaran?
"Ih kok, ngomongnya pacar sih, Manda diajarin sama siapa kok tahu kata pacar?" Tanya Lalisa penasaran.
"Kemaren, kata anak-anak panti lainnya. Kakak dateng sama kak kaivan, terus mereka bilang kakak pacaran sama kak Kaivan." Ungkap Manda polos.
Lucu! Jelas lucu sekali bagi Lalisa. Bagaimana bisa Lalisa dan Kaivan pacaran. Jelas-jelas mereka sudah seperti Tom & Jerry jika bertemu.
"Manda, inget kata-kata kakak, Manda jangan mudah percaya sama omongan orang lain, ya." Pesan Lalisa lalu di angguki Manda.
Sembari menunggu kedatangan Kaivan yang entah kapan tidak kunjung datang. Lalisa sesekali bercanda dengan Manda. Gadis kecil itu, suka sekali menyendiri. Persis seperti Lalisa saat masih di panti.
Suara klakson mobil membuat Lalisa dan Manda menatap tajam. Siapa gerangan pengemudi itu? Tidak lama, seorang cowok keluar dari mobil itu. Siapa lagi kalo bukan Kaivan.
"Dasar warga Indonesia, ngaret aja sampai gue dapet pacar. Janjian jam berapa, datengnya jam berapa?" Maki Lalisa pada Kaivan yang baru saja sampai.
"Kayak ada yang mau sama lu," tindas Kaivan tidak mau kalah.
"Udah telat, ngejek pula. Komplit udah predikat makhluk menyebalkan, kayak lu." Ungkap Lalisa penuh api membara.
Kaivan malas menggubris cerocosan Lalisa. Pandangan Kaivan tertuju pada Manda, gadis kecil yang sedari tadi sibuk menatapnya.
"Kok lihatin kakak sampai segitunya. Pasti karena kakak ganteng, ya." Ucapan Kaivan langsung membuat Lalisa melotot tidak percaya. Sudah menyebalkan, kepedean pula. Wah-wah dunia ini semakin menyeramkan.
"Udah nyebelin, kepedean parah pula." Guman Lalisa.
Dengan polosnya, Manda mengangguk di sertai senyum. Kaivan juga membalas senyumannya, lalu mengacak gemas rambut Manda.
"Kak Kaivan pacaran ya sama kak Lalisa?" Pertanyaan Manda sukses membuat Kaivan dan Lalisa melotot bersamaan. Anak kecil seperti ini jangan sampai ternodai sebelum waktunya.
Kaivan memandang Lalisa sebentar yang ada di sampingnya. Kedua alis Lalisa terangkat seakan pertanda apa?
"Iya Manda, jangan bilang siapa-siapa ya. Nanti pada minta traktir." Pertanyaan macam apa ini yang keluar dari mulut Kaivan. Lalisa sudah di buat gila dengan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Scenario [On Going]
Teen FictionApa yang kamu lakukan saat kembali di pertemuan dengan seseorang yang membuat kamu harus berbohong demi sebuah janji? Memberi tahunya?atau malah menghindari? Lalisa Naraya Maharani gadis ceria yang hidupnya di hantui rasa bersalah. Bukan keinginanny...