Permintaan

20 3 0
                                    

Bel istirahat baru saja menderu. Kelas XI IPS 1 sudah mulai berlomba untuk menuju kantin. Hanya tersisa beberapa siswa saja di sana, termasuk Lalisa dan Kirei.

"Lis, mau ke kantin gak?" Kirei menawari Lalisa.

"Gak, gue ada urusan."

"Urusan apaan? Paling juga mau pacaran." Sahut Kirei tanpa dosa.

"Ba-cot!" Ucap Lalisa penuh penekanan.

Mulut Kirei sampai terbuka karena terkejut mendengar ucapan Lalisa. Kini, Lalisa sudah ada di ambang pintu dan bersiap untuk pergi.

"Kirei, jangan lupa beliin gue somay. Jangan pakai saus, pake tahunya 2, kol 1 aja, dan bumbunya di banyakin." Pesan Lalisa lalu pergi tanpa menunggu Kirei menjawab.

"Untung temen." Umpat Kirei.

***

Lalisa berdiri di depan kelas XI IPA 3. Bayangkan saja, padahal Lalisa sudah beberapa kali bersama Kaivan. Tapi mereka tidak bertukar nomor telpon.

Bagaimana bisa mereka bekerja sama untuk hari jadi panti, tapi mereka tidak bisa berkomunikasi?

Lalisa hanya mondar-mandir di depan kelas Kaivan. Rasanya ingin masuk tapi ada rasa untuk menahan diri untuk menunggu Kaivan keluar.

"Lalisa." Sapa Alfi yang baru saja keluar dari kelas.

Senyum canggung Lalisa terbitkan.

"Hai, Alfi." Sapa Lalisa tidak kalah ramah.

"Ngapain?"

"Em, gue mau ketemu Kaivan. Ada di dalem?" Pertanyaan Lalisa sukses membuat wajah Alfi berubah. Sangat terlihat jika Alfi tidak suka. Apalagi kemarin Alfi di tinggal pulang Kaivan hanya karena pulang dengan Lalisa.

Alfi mengangguk. "Ada kok di dalem. Lu lagi deket sama Kaivan atau udah pacaran?" Selidik Alfi.

Lalisa sedikit tercengang saat mendengar pertanyaan Alfi.

"Hah? Oh itu." Lalisa mencoba menjeda bicara. Memberi waktu otaknya untuk berfikir. Jika Lalisa jujur, Alfi akan senang karena tidak ada hubungan apa-apa antara Lalisa dan Kaivan. Tapi, ah kenapa Lalisa harus pusing memikirkan urusan pribadi orang.

"Gue sama Kaivan em-"

"Kita pacaran." Sahutan orang dari balik pintu kelas XI IPA 3 membuat Lalisa diam seketika.

Siapa lagi kalau bukan Kaivan, si makhluk menyebalkan. Kaivan datang dan di susul Kavin dan Denta di belakangnya.

Kaivan langsung menggenggam tangan Lalisa, sontak membuat Lalisa kaget bukan kepalang.

"Lalisa pacar gue." Akuh Kaivan tanpa beban.

Kini bukan hanya Lalisa saja yang terkejut. Bahkan Alfi, Kavin, dan Denta melotot tidak percaya.

"Kapan lu jadian sama Lalisa?" Tanya Kavin penasaran.

Kaivan melirik Lalisa sekilas, lalu menjawab.

"Sejak saat ini."

***

Angin kencang menghempaskan tubuh Lalisa. Cahaya sinar matahari membuatnya silau. Lalisa berdiri di belakang Kaivan yang masih menatap lurus.

Destiny Scenario [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang