Hari Jadi

21 3 0
                                    

Sudah sejak dua hari yang lalu Lalisa sembuh. Tepat hari ini, hari jadi panti asuhan kasih ibu. Kaivan yang sejak kemarin mengomelinya karena khawatir. Ralat, bukan khawatir melainkan kasian. Membuat Lalisa sakit kepala mendengar omelan Kaivan. Setidaknya Kaivan mengomelinya dengan kata-kata yang baik, nyatanya tidak. Hanya keluar hinaan yang selalu menghiasi mulut Kaivan.

Di sini, di toko es krim yang beberapa hari lalu Lalisa dan Kaivan pesan untuk acara hari ini. Persiapan sudah matang, tapi hampir semuanya yang menyelesaikan Kaivan. Awalnya kerja sama, tapi karena Lalisa sakit, Kaivan mengalah untuk menyelesaikannya sendiri. Bukan, bukan sendiri, melainkan bersama kedua sohibnya yang sangat berguna di manapun dan kapanpun.

"Kavin, yang bener pasang kameranya." Seru Kaivan sibuk memeriksa perlengkapan.

"Monyet lu, sabar napa, kek orang mau nagih utang aja." Sahut Kavin kesal.

"Yang rapi beresin kursinya, waud." Ketus Kaivan membara.

"Bangsat ini anak, banyak bacot lu."

Sahut-menyahut antara Kaivan dan kedua temannya terus terdengar di indra pendengaran Lalisa. Sesekali Lalisa tertawa riang dengan kelakuan mereka.

Boleh Lalisa akui, jika Kaivan dan kedua temannya sangat berguna saat ini. Bagaimana tidak, Kaivan yang memesan tempat dan beberapa keperluan lainnya. Kavin yang mengatur sound sistem  dan hal lain yang menyangkut kamera. Sedangkan Denta akan mengatur dekorasi dan konsumsi.

Jangan salah paham, Lalisa bukan memanfaatkan mereka. Tapi Kaivan yang menyuruh mereka. Kavin punya studio sudah pasti orang-orang pandai dalam semacam ini. Lalu Denta, orang tuanya adalah pengusaha kuliner dan memiliki cabang restauran serta cafe di beberapa tempat. Sempurna bukan?

Lalisa sibuk menata meja untuk para tamu. Memang tidak banyak tamu yang datang, setidaknya Lalisa membantu Kaivan dan yang lain untuk itu.

"Udah beres semuanya?" Pekik Kaivan mengontrol kondisi sekarang.

"Siap."

"Beres."

Kavin dan Denta menyahuti, lalu Kaivan mengangkat kedua jempolnya pertanda good. Kaivan mendekat kearah Lalisa, lalu duduk.

"Makasih ya," ucap Lalisa disertai senyuman bahagia.

"Buat apa?"

"Ya, makasih udah buat persiapan untuk acara ini."

Kaivan menyinggung senyum. "Ngapain makasih, ini tugas gue kali."

"Benar juga sih, ngapain juga gue tadi bilang makasih sama lu," heran Lalisa pada dirinya sendiri.

"Gak waras lu." Sinis Kaivan.

Tidak lama, Kavin dan Denta menghampiri mereka. Lalu duduk di dekat Kaivan.

"Berapa jam lagi acaranya?" Tanya Kavin mendadak.

Refleks, Kaivan melihat jam tangannya yang melingkar di tangan kiri.

"Masih aja dua jam lagi," ungkap Kaivan.

"Udah beres semuanya kan?" Tanya Denta memastikan.

"Udah kok, kayak. Makasih Vin, Ta, udah bantuin buat acara ini." Lalisa mengutarakan perasaannya.

"Sama-sama, lagian gue juga seneng bantuinnya." Jawab Denta.

"Gue sih, buat lu, ayuk aja lah." Ucap Kavin berlebihan.

"Najis!"

"Biasa aja dong, mas-nya. Gak terima banget, Lisa gue senggol." Goda Kavin pada Kaivan.

Destiny Scenario [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang