17. Kantin

24 8 11
                                    

Hari-hari sudah berlalu semua nya latihan dengan gigih menggunakan tongkat sihirnya. Seperti biasanya Jesse membuat ulah dan hampir sama seperti di bumi. Nama bad boy masih melekat pada pemuda bersurai merah dengan gelak tawa menggelegar. Tidak peduli dengan panggilan guru sihir atas tindakan pengacau Jesse.

  Yugo sekarang terasa bebas. Ia sudah tidak menjadi korban kenakalan Jesse. Pemuda itu masih saja membuat semua orang risih dan waspada. Jebakan Jesse berada dimana-mana apalagi sekarang menggunakan sihir. Yugo berjalan menuju ke kantin perutnya sudah keroncongan sedari tadi.

Krucuk...

Pagi-pagi buta tadi, Yugo diam-diam keluar dari asrama dan berusaha untuk tidak membangunkan pemuda yang masih membenci dirinya, Walter. Saat Walter tidak ada, Yugo mencoba untuk bertanya ke Zach. Sayangnya,pemuda periang dan ramah tersebut menutup mulut dan hanya berbicara seadanya saja. Yang pasti sama sekali tidak membuat Yugo puas akan jawaban Zach.

  Kantin begitu ramai dengan murid penyihir. Suara dentingan sendok terdengar begitu nyaring, sendok-sendok tersebut seperti cangkul yang bergerak untuk mengambil nasi dan melayang masuk ke dalam ruang gelap penuh lendir dan penghancur makanan. Aroma yang kuat dan menggoda selera tercium masuk di lubang hidung Yugo. Aroma makanan di sini seperti asap yang menggebu, asap aroma tersebut seperti ular yang berjalan di udara dan mengajak menikmati hidangan lezat para koki sihir.

"Yugo!"panggil Shintaro yang sudah memegang nampan berisikan begitu banyak makanan di sana. Yugo menatap wajah pemuda bertubuh berisi tersebut sedikit kaget. Ada luka bekas cakaran di pipi Shintaro.

"Shin. Pipimu kenapa?"tanya Yugo. Dengar-dengar, Shintaro sering berburu hewan bersama penyihir yang terkenal cantik dan menyeramkan ditemani oleh pemuda yang selalu bertindak ceroboh; Keysa dan Koji.

"Oh, ini adalah tatto murni."jawab Shintaro tersenyum sumringah.

"Tatto murni."

"Anak laki-laki harus bisa menaklukkan binatang buas di luar sana. Dengar, makhluk hewan fantasi dengan makhluk hewan di bumi. Sangat berbeda jauh."kata Shintaro pelan dan masih bisa di dengar oleh Yugo. Pemuda itu menyuruh Yugo mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Yugo. Kedua matanya melebar dan ekor mata melirik Shintaro tersenyum sumringah.

"Kalau begitu. Aku mau makan dulu ya! Sampai jumpa, Yugo."kata Shintaro tersenyum lebar lalu berjalan menuju ke bangku kosong.

Krucukk...

Perut Yugo lagi-lagi berbunyi dengan segera ia melesat pergi mengambil beberapa makanan buat cacing dalam perutnya yang mulai mendemo. Makanan lezat sedikit demi sedikit masuk ke dalam mulut Yugo seraya memutar video yang berhasil terekam di benaknya, apa yang belakangan ini ia lakukan. Ya, seperti berjalan mengendap-ngendap keluar asrama hanya untuk melatih sihir yang bisa dikatakan jenius.

Awalnya Yugo sama sekali tidak percaya kalau Pangeran Taiga bilang kalau ia adalah penyihir yang selama ini, Pangeran Taiga cari buat mengalahkan Raja Hikaru dari Kerajaan Drakness.

"Kenapa Kyomoto-chan mencari penyihir terkuat? Bukannya kau penyihir terkuat yang terlahir di keluarga kerajaan sihir ini?"tanya Yugo menatap wajah tampan dan putih, Pangeran Taiga.

"Aku benar-benar terkejut mendengar, Kyomoto chan. Bilang seperti itu, penyihir terkuat. Aku sendiri masih ragu dengan kemampuan ku."lanjut Yugo memegang dada tanda belum yakin bahwa penyihir terkuat adalah dirinya.

"Percaya lah padaku kalau kau adalah penyihir kuat dari batu permata dewa. Dari aura mu sudah ketara bahwa sihir di dalam dirimu besar daripada aku."katanya tersenyum tipis.

"Aku mengandalkan sihir pelayan ku, Juri. Karena sihir ku terlalu lemah dan sihir Juri lebih hebat dariku. Sering sekali aku berkeluh tentang, mengapa aku terlahir di keluarga kerajaan? Kalau sihir ku sendiri, lemah."ucap Taiga berjalan mendekati Yugo. Tangannya menepuk bahu Yugo yang terdiam karena ucapan Taiga.

The Story World Of The System {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang