Pemandangan yang indah begitu banyak murid bermain di lapangan sekolah, bermain sepak bola. Juri melihat aktivitas murid dari lantai tiga. Shintaro berdiri di samping Juri ikut menatap arah pandang pemuda itu. Pemuda di sampingnya ini sama sekali tidak menjawab pertanyaan nya sama sekali seolah pertanyaan Shintaro di kelas hanyalah angin lalu. Ia tahu, kalau pemuda di sampingnya memiliki masalah.
"Sebelumnya aku minta maaf telah mengganggumu dan berdiri di sampingmu,"kata Shintaro tanpa melirik ke Juri,"kau pasti risih dan enggan menjawab pertanyaan ku tadi yang bisa di bilang, lancang."lanjut pemuda berbadan berisi itu. Matanya menyipit melihat banyak murid laki-laki asik bermain bola. Shintaro sedari tadi memerhatikan pemuda kurus dengan rambut lurus.
Mereka berdua terdiam sudah tidak ada topik pembicaraan lagi bahkan Juri sama sekali tidak menjawab kata maaf dari anak baru itu. Juri menghela nafas berat, melihat murid yang berolahraga itu lebih tepatnya ke arah Kochi-Senpai.
"Kau tidak perlu minta maaf,"sontak saja Shintaro menoleh ke pemuda di sampingnya yang mulai angkat bicara, helaian rambut Juri diterpa angin,"aku sudah biasa dengan...hal itu."
Dahi Shintaro mengerut bingung,"Hal itu?"ulangnya. Juri menoleh ke Shintaro dengan mimik wajah minta jawaban,"ya,ada seseorang yang jauh lebih lancang darimu!"ucap pemuda itu menatap kembali ke depan,"dia adalah sahabat kecilku,dia selalu menarik tanganku tanpa persetujuan dan memiliki banyak hal di luar dugaan ku."jelas Juri.
"Terus, dimana sahabat mu itu? Aku dari tadi tidak melihat nya apakah ia beda kelas?"tanya Shintaro melihat murid yang berlalu lalang.
"Dia sudah pergi?"kata Juri membuat Shintaro menghentikan aktivitas mencari sahabat Juri. Biasanya kalau ada seseorang yang memanggil dari jauh kemungkinan ia adalah teman atau sahabat Juri akan tetapi tidak sesuai ekspetasi Shintaro.
"Apa maksud kata pergi? Apa pergi berlibur ke luar negri, jalan-jalan bersama keluarga atau--"belum selesai menyelesaikan pembicaraan, Juri sudah memotong ucapan Shintaro cepat.
"Pergi selamanya dan tidak pernah kembali lagi di hadapanku."kata Juri menatap Shintaro yang terdiam menatap nya,"bangku yang kau duduk i sekarang itu,dulu tempat sahabatku duduk."kata Juri ke Shintaro lalu pemuda bersurai hitam tersebut pergi tanpa memperdulikan anak baru itu. Shintaro memerhatikan punggung yang tidak salah namanya adalah Tanaka Juri.
Kantin terlihat sangat ramai begitu banyak murid menyantap makanan dengan teman mengobrol. Juri memesan makanan dan minuman lalu membawanya ke bangku kosong kemudian menyantap makanannya begitu lahap. Sesekali menatap kursi kosong di depannya yang biasa di duduk i sahabat kecil.
"Masakan di kantin sangat enak ya. Tidak jauh beda dari restoran di luar sana. Aku akan merindukan masakan kantin sekolah."kata sahabat kecil tersenyum sembari memasukkan daging ke dalam mulutnya.
Juri segera menggelengkan kepalanya berusaha untuk tidak mengingat sahabat kecilnya itu. Akan tetapi ia malah seperti di hantu i dengan sahabat kecilnya terutama 'teman baru yang akan menemani Juri seperti dirinya'. Di sekolah,Juri memiliki teman banyak dan orang paling dekat selain sahabat kecil adalah Jesse, adik kelasnya. Dan juga Kochi-Senpai.
Jesse selalu mengganggu sahabat kecilnya membuat Juri tertawa terbahak-bahak. Ah, lagi-lagi ia mengingat sahabat kecilnya 'kelinci' imut. Sebutan nama apa itu? 'Kelinci' bahkan ia menyebut nama Juri Tanaka selalu salah.
"Taka-kun!"
"Namaku Tanaka Juri. Tanaka! Ta-Na-Ka... Juri!"ucap Juri kecil saat itu menatap gadis imut duduk di sampingnya.
"Nggak mau. Maunya manggil, Taka-Kun. Bukan Ta-Na-Ka Kun!"ucapnya meniru nada Juri sedikit kesal.
"Kalau gitu, aku panggil kau kelinci!"ucap Juri kecil nggak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story World Of The System {TAMAT}
FanfictionDi tulis [18-12-2020] Di update[19-12-2020] Tamat: {27-06-2022} Genre: Fanfiction SixTones 💎 The Boys SixTones menemukan sebuah gelang misterius yang tiba-tiba muncul di tempat berbeda. Yugo menemukannya di ruang ganti, Taiga menemukan di tas bel...