42. Juri Angkat Bicara

19 3 4
                                    

  Selama berkumpul bersama, Juri sama sekali tidak banyak bicara dan cenderung memilih diam. Ia masih dilanda rasa duka atas kepergian sahabat kecilnya dan tidak percaya kalau dia sudah tiada karena penyakit kanker ganas. Jesse tersenyum tipis mencoba untuk membujuk sahabatnya itu yang masih mengingat Haru Chan.

"Sudahlah, Juri Kun. Kamu nggak perlu berduka terus, biarkan Haru Chan pergi dengan tenang. Haru tidak akan senang kataku kau sedih terus." bujuk Jesse lembut menepuk bahu Juri.

Ia menoleh ke arah Jesse lalu menundukkan kepala, ada mimik wajah sedih dan benci pada dirinya sendiri. Mengapa ia tidak bisa melepaskan kematian gadis itu dan memberikan dirinya sebuah kebebasan. Pasti Haru di langit sana merasa sedih. Benar, kata Jesse kalau ia tidak boleh dilanda rasa sedih terus menerus dan membuat dirinya terpuruk.

  Menghela nafas kasar. Mencoba hal yang baru tidak masalah bukan dan meminta maaf ke Haru bahwa selama ini dirinya terlalu keras kepala dan menjadi teman sangat payah sekali. Tidak mengerti, apa yang di derita temannya sendiri dan telah berjuang sendirian.

"Aku akan mencoba untuk melepaskan Haru Chan dan mencoba mengikhlaskan kepergiannya." kata Juri mengangkat kepalanya melihat Shintaro, anak baru dan Yugo, kakak kelasnya.

  Seulas senyum menerka dari sudut bibir Shintaro mendengar kalau Juri mencoba keluar dari rasa kepurukan-nya. Ditinggal orang yang berarti di hidup kita, pergi untuk selama-lamanya memang bikin luka mendalam. Semua orang akan mengalami hal yang sama. Lambat atau cepat.

  Jesse juga tersenyum sumringah mendengarnya, berkata,"Baguslah kalau gitu. Silahkan perkenalan dengan Shintaro. Aku tahu, kau satu kelas dengannya dan mengetahuinya namanya juga."

Juri mengulurkan tangan ke Shintaro dengan cepat Shintaro menjabat tangan, teman barunya. Dan sebentar lagi misi perkenalan diri dari Juri, berhasil.

"Namaku Juri Tanaka, semoga kita menjadi teman akrab." katanya nada dingin. Shintaro tersenyum sumringah dan mencoba membiasakan diri, juga tidak berkomentar.

"Namaku Shintaro Morimoto. Semoga kita menjadi teman tak terpisahkan." kata Shintaro memperkenalkan diri bersamaan tangan yang mulai terlepas.

Yugo dan Jesse merasa senang kalau Juri sudah membuka suara sedikit demi sedikit. Berharap juga dia tidak menyendiri lagi. Shena di sistem milik Shintaro tersenyum senang bahwa misi sistem telah selesai.

{Mission completed, Shintaro Morimoto}

   Di cafe mereka berempat tengah asik berbincang-bincang dan terlihat Juri kini tengah menikmati acara santai setelah menonton acara karate Taiga dan Hokuto. Mereka saling tertawa dan melempar lelucon yang garing.

"Oh iya. Shintaro juga memiliki gelang sistem seperti kita." celetuk Yugo membuat Jesse dan Juri saling beradu pandang.

"Benarkah?" tanya Jesse tidak percaya kalau Shintaro memiliki gelang sistem juga.

Sebab, orang yang memiliki gelang sistem hanyalah orang terpilih. Jika bukan orang terpilih maka ia tidak akan bisa menggunakannya. Dari segi orang yang memakai gelang sistem hanya ada 6 orang saja.

Shintaro mengangguk mengiyakan kalau yang dikatakan oleh Yugo memanglah benar. Kalau Shintaro memiliki gelang sistem dimana mereka akan mendapatkan misi dari sana. Berhubung misi yang diberikan oleh sistem sudah semuanya. Namun, suatu hari nanti bakal ada misi yang besar kemungkinan bakal besar.

   Sinar gelang dari mereka berempat berkelap-kelip lalu keluar lah virtual sistem yang bertugas buat menjaga tuannya. Shintaro melihat semua orang adalah sistem laki-laki sedangkan Shintaro memiliki sistem perempuan. Senna menatap ada tiga laki-laki tampan dalam satu tempat cafe ini.

The Story World Of The System {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang