KETIKA semua orang berbondong-bondong lari kearah parkiran untuk melihat yang terjadi. Hasan malah asyik mendengarkan musik dengan memakai earphonenya. Hasan memejamkan matanya sembari bersedekap dada. Dan bersandar dikursi tempat ia duduk. Hasan akan pulang ketika kebisingan di luar berhenti.
Tak berapa lama, Hasan terperanjat, saat ada seseorang yang mencabut earphonenya dengan paksa. Ia langsung membuka mata, dan menatap tak suka pada orang dihadapannya.
"Mohon maaf lahir dan batin Pak Ketu." ucap Jejen. Ia menangkupkan kedua tangannya sembari menunduk.
Hasan tidak menjawab. Hanya ada wajah datar tanpa ekspresi. Hasan kembali pada posisinya, dan memasangkan earphonenya lagi. Urung, ketika Jejen mencegah tangan Hasan.
"Jangan dulu dipasangkeun atuh." mohonnya. "Gue mau ngasih tau sesuatu sama lo, San."
"Gue gak mau tahu. Sana pergi." Jejen memasang wajah sinis.
"Gue jamin, lo bakal seneng kalo denger ini."
Hasan menghembuskan napas kasar, mulai mendengarkan cerita Jejen.
"Ban mobil si Rindu hilang satu. Hahaha..." bisiknya. Diakhiri dengan tawa yang menggelegar keseluruh penjuru.
Mendengar itu, Hasan memiringkan sudut bibirnya sedikit. Ingatannya menerawang pada apa yang dia lakukan tadi, ketika semua siswa masuk, dan dia malah buat ulah.
"Pak Yayan. Boleh saya pinjam alat gak?" ucapnya pada Pak Yayan. Orang yang suka bersihin sekolah, atau tukang.
"Buat apa, San?" tanya Pak Yayan. Disela ketukan palunya pada triplek yang sedang ia romak.
"Saya ada butuh, Pak. Bisa cepat gak?"
Pak Yayan berdiri, dan segera mengambil alat yang disimpan dalam satu kotak kecil yang sama.
"Ini, cepat kembaliinnya, ya?" Hasan menjawab dengan anggukan kepala, lalu pergi berlalu.
"Pak Yayan! Kenapa listrik sekolah padam!!" teriak seorang Guru.
Hasan mempercepat langkahnya, sebelum listrik kembali dihidupkan. Hasan celingak-celinguk kesana kemari. Sementara Pak Yayan membenarkan listrik, maka Hasan akan melancarkan aksinya. Hasan berjalan menuju parkiran. Parkiran itu terdapat CCTV yang bisa dilihat oleh staf TU. Itu alasan kenapa Hasan mematikan listrik tadi.
Tatapan Hasan tertuju pada mobil berwarna kuning yang terkesan mewah. Tapi Hasan tidak peduli. Hasan berjongkok didepan mobil itu. Dia membuka kotak alat itu, dan mengambil beberapa alat untuk ia gunakan sekarang.
Setelah selesai melepas ban mobil, Hasan membawa bannnya kedalam gudang. Hasan mengangkat satu sudut bibirnya, sembari menepukkan kedua tangannya untuk menghilangkan debu.
"Hasan ditantang."
Ketika Hasan mengembalikan alat itu, Pak Yayan masih belum datang. Hasan mencoba masuk kedalam, dan melihat keadaan sekarang. Hasan terus berjalan menghampiri Pak Yayan yang sedang membenarkan listrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Angel (SELESAI)
Teen Fiction[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam. **** Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...