BAB 7 : Halusinasi Semata

2.2K 180 1
                                    

2567 Kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2567 Kata.
Jangan lupa vote dulu sebelum baca.
Ramein🔥

*

***

"JUNED! APA GUE GAK SALAH DENGER??" Ristandi berbisik pelan, tapi bernada ngegas.

Gara-gara Umar yang memberikan gosip terpanas dichat grub. Memaksa mereka untuk berbohong pada Pak Rizwan. Memberikan alasan ingin pergi ke toilet. Dari pada mati penasaran, dan tidak fokus belajar. Mereka memilih untuk menuntaskan rasa penasarannya dengan datang langsung ke UKS.

Juna sedang berjongkok mengintip Nana dan Elma yang masih berbincang didalam.

"Engga, gue juga denger. Apa gue bilang, si Hasan emang pacaran sama si Hasna." balasnya, sembari memfokuskan telinganya untuk mendengarkan kembali, pembicaraan Nana dan Elma didalam.

Ristand berkacak pinggang, ikut berjongkok. "Gak nyangka ya, Ned. Hasan sekali pacaran. Bikin penasaran semua orang."

"Iya. Gue aja sampai kebawa mimpi, Rus."

Ristand tertawa kecil. "Sama aing ge. Tadi malam banget mimpinya."

"Ohh jadi gitu."

Ristand dan Juna saling menatap. Bulu kuduknya mendadak merinding. Perlahan, keduanya menolehkan kepala. Tenggorakannya tercekat, melihat orang yang sedang berdiri dihadapannya. Juna dan Ristand langsung membungkuk takut.

"Aduh Pak. Bapak kenapa disini? Bapak sakit atau gimana nih?" tanya Juna. Berbasa-basi, pada Pak Rizwan yang sedang bersedekap dada sambil menatap pada mereka berdua.

"Seharusnya saya yang tanya. Ngapain kalian disini? Mau jadi penunggu UKS? Atau mau beralih profesi jadi tukang bersih-bersih?" serangnya bertubi-tubi.

"Aduh Pak. Masa orang seganteng saya jadi tukang bersih-bersih. Mau ditaruh dimana muka saya?" jawab Juna.

Jika Juna boleh ghibahin Pak Rizwan. Maka dengan senang hati, dia akan ghibahin Gurunya sekarang. Pak Rizwan itu guru matematika. Killernya tiada tanding. Pantesan belum nikah-nikah, gosipnya, guru satu ini memang pemilih, rata-rata perempuan yang mendekati tidak mendekati kriteria perempuan idaman. Ribet kalau Juna dan Ristand harus ikut memikirkan nasib Pak Rizwan. Kalo Juna bercanda pada pak Rizwan, pasti jatuhnya garing alias renyah.

"Masuk ke kelas. Kerjakan tugas dari saya. Kumpulkan sepulang sekolah."

Juna dan Ristand ternganga tak percaya. Otak mereka tidak secerdas otak Hasan. Mana mungkin mereka bisa menyelesaikannya secepat itu.

"Pantesan jomblo terus. Senyum aja jarang. Galak yang ada." gerutu Juna sebal.

"Gue sumpahin, nanti istrinya mirip sama si Rindu kelakuannya." sambung Ristand menyumpah serapahi Pak Rizwan.

"Hey! Saya dengar ya." Juna dan Ristand langsung berbalik. Keduanya cengengesan, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bapak udah kaya hantu aja. Selalu muncul tiba-tiba."

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang