[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀]
WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam.
****
Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Awas Baper!!!
Part ini, kalian akan di buat jatuh sama Hasan eaaa atau nangis wkwkwk
Yuk ah setor vote dulu
🚫JANGAN LUPA KOMEN🚫
****
HARI senin di bulan Januari ini, anak-anak sekolahan sudah mulai masuk sekolah. Memang sudah tradisi sepertinya. Ketika masih libur, ingin cepat sekolah. Ketika sudah sekolah, ingin libur lagi. Entah apa mau mereka sebagai anak sekolahan, ngeluh pengen libur, cape nugas mulu, tapi tetap di kerjain, itu baru keren.
"Mang Jajang! Ayok cepetan! Nana udah telat nih!" teriaknya di luar rumah.
Bukannya Mang Jajang yang keluar, malah Langit yang keluar dengan setelan sekolahnya yang sudah rapih.
"Berangkat sama gue."
Nana memalingkan wajah ke arah lain. Nana tetap teguh dalam pendiriannya. Tidak ada yang bisa menggantikan kakaknya disini.
"Cepet, nanti lo telat. Ikut gue apa susahnya sih?"
Nana melirik Langit yang tengah menekukkan wajahnya karena kesal kepadanya.
"Gak mau. Nana mau sama Mang Jajang!"
Langit berdesisi pelan, "yaudah, lo tungguin Mang Jajang sampai lumutan. Dia udah pergi sama Mama."
Ia tersentak, memundurkan tubuhnya. Lagi, Mama berangkat pagi, sebelum Nana berangkat sekolah. Entah apa yang Mamanya kerjakan sepagi ini di luar rumah.
"Nana ikut," pasrahnya. Ia mengikuti langkah Langit. Menerima helm yang di sodorkan oleh Langit, dan mulai menaiki motornya.
"Pegangan."
"Gak mau."
"Kak!" Nana memekik ketika Langit mengendarai motornya ugal-ugalan. Tidak berpikir bahwa yang duduk di jok belakang itu Nana, bukan karung beras.
"Makannya pegangan." teriaknya, menoleh sekilas ke sisi.
"Gak mau! Kak Langit pelan-pelan aja!"
****
Mau dia anak pungut, mau dia cucu sultan, mau dia anak Lisa dan Eshan, tetap saja itu semua tidak akan mengurangi kharisma dari Hasan.
