BAB 21 : Bukan Tidak Peduli

1.6K 131 5
                                    

Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum

Update awok awok 😆

Seneng gak?

Siapkan hati ya, karena part ini cukup nyesek

Setor vote dulu yuk😍

****

BRAK!

"Nana!" Citra memekik kaget.

Citra berjongkok, menepuk pipi Nana berkali-kali. Nana pingsan karena di dorong oleh Rindu cukup keras sampai mengenai tembok. Kepala Nana terbentur, menyebabkan dirinya langsung pingsan.

Rindu sama-sama syok, ia memberikan kode pada Fina untuk segera kabur dan pergi dari kantin. Mereka berjalan mundur, keduanya pergi tanpa di sadari oleh siswa lain.

"Bantuin gue! Kenapa kalian malah liatin aja!" teriak Citra marah.

Siswa laki-laki mendekat dan ingin mengangkat Nana. Tapi suara bass yang berasal dari Hasan menghentikan pergerakan mereka.

"Mundur,"

Mereka mundur menurut, memberikan jalan untuk Hasan. Citra sangat takut, apalagi melihat wajah Hasan yang tak bersahabat. Dingin dan datar. Hasan tidak menunjukan kepanikannya. Ia langsung mengangkat tubuh Nana.

"San, ini gak seperti yang lo liat," Hasan tidak mendengarkan penuturan Citra. Ia bergegas untuk pergi menuju UKS.

Karena Citra tak merasa bersalah, Citra mengikuti Hasan. Citra merasa, jika diamnya Hasan adalah masalah yang paling besar. Hasan akan diam, jika dia marah, atau—sudah merasa lelah.

Nana di biarkan untuk di tangani oleh PMR. Hasan duduk termenung di luar UKS bersama Citra. Citra masih tidak berani untuk memulai percakapan dengan Hasan.

"Kamu itu pembawa sial, Hasan."

"Jauhi Hasna. Dia selalu celaka setiap deket sama kamu."

Hasan memejamkan matanya lama. Ucapan dari Salim memang benar adanya. Hasan hanya pembawa petaka untuk adiknya. Dia pikir, keadaan sudah berubah, adiknya tidak kenapa-napa saat di dekatnya. Nyatanya Hasan salah, itu semua tidak benar. Adiknya tidak akan pernah aman jika terus berada di dekatnya. Dia hanya pembawa masalah untuk adiknya.

Satu masalah selesai, muncul masalah lain, dan ada masalah yang lebih besar. Kepala adiknya terbentur ke tembok sampai dirinya pingsan. Hasan melihatnya sendiri. Hasan bukannya tidak ingin membela, Hasan tidak berdaya. Hatinya sudah sangat sakit karena memendam semuanya sendiri. Ia begitu menyayangi adiknya, cinta keduanya setelah Mama. Namun, keadaan seolah terus memaksa dirinya untuk menjauh lagi dari sang adik.

Hasan, dia sudah melawan rasa takutnya. Dia sudah mencoba untuk membunuh rasa takutnya. Ketika semuanya sudah berjalan semestinya, seketika semua itu hancur seketika dengan sebuah kebenaran, jika adiknya tidak akan pernah terlindungi jika terus berada di dekat Hasan.

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang