BAB 12 : Melawan

2.1K 178 4
                                    

Budayakan vote dulu sebelum bacaFollow daaaan komen yaa ramein biar aku semangat😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budayakan vote dulu sebelum baca
Follow daaaan komen yaa ramein biar aku semangat😁

Selamat membaca

Mendengarkan nasihat dari orang lain, itu tidak buruk. Seringkali kita salah jalan, dan membutuhkan satu pencerahan.

•My Little Angel •

****

MELUPAKAN masalalu yang kelam, mungkin itu bukan hal yang mudah bagi sebagian orang. Apalagi jika masa itu begitu membekas dan menorehkan luka yang cukup dalam. Tidak usah mengajarkan Hasan tentang cara menjaga adiknya. Katanya, dia mempunyai cara sendiri. Dia itu penuh rahasia, dan sikapnya tidak bisa ditebak.

Hasan mempunyai trauma, dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu, saat dirinya berusia 7 tahun. Kecelakaan itu masih terngiang, dan terekam jelas didalam ingatannya. Menjauh dari adiknya, adalah salah satu cara, untuknya meredam perasaan takut dihatinya. Takut kehilangan misalnya. Hasan bukanlah sosok Kakak yang jahat, dia penuh sayang. Namun, caranya yang tidak bisa diterima oleh Hasna.

Ada banyak moment yang sudah Hasan lewatkan bersama Nana. Hati yang dulu selembut sutra, kini berubah menjadi sekeras batu. Istilah, menjaga dari kejauhan, mungkin itu yang sedang Hasan lakukan. Dia sudah mencoba. Mencoba untuk berdamai dengan masalalu, dan rasa takut yang seolah sudah mengakar didalam hati dan pikirannya.

Ketika satu demi satu tetesan air mata yang keluar dari pelupuk mata adiknya, hatinya terasa dihantam, dan terus merasakan sesak. Dia selalu melihat adiknya menangis, melamun. Namun, Hasan tetap pura-pura acuh. Dia sudah pasrah, tidak ingin disayangi. Biarkan Nana membencinya sampai nanti.

Hasan sedang duduk di atas motornya, dari kejauhan, ia memperhatikan adiknya yang sedang celingak-celinguk menunggu jemputan. Hasan menatap ke atas langit. Awan sudah berubah menjadi hitam kelam, mendung ... Pertanda akan hujan.

Hujan turun begitu deras, Hasan berlari untuk berteduh di salah satu warung. Ia terus menatap ke arah sang adik yang nampak senang dengan turunnya hujan. Hasan mengukir satu senyuman dibingkai wajahnya.

Hujan adalah salah satu ciptaan Tuhan yang paling Nana sukai. Dia duduk di Halte dekat sekolahnya sembari menunggu Mang Jajang datang. Hujan turun begitu deras. Apakah Nana takut? Tentu tidak, ia senang. Bahkan, sedari tadi Nana terus menjulurkan tangannya, agar bisa merasakan setiap tetesan air hujan yang turun.

Ia jadi ingat masa kecilnya, Nana selalu merengek pada Mamanya agar mengizinkan dirinya untuk hujan-hujanan dihalaman Rumah. Dulu, Nana selalu mengajak Kakak untuk bermain hujan. Tapi, begitulah Kakaknya. Tidak pernah sekalipun ingin bermain bersama Nana.

Jika berada dirumah dalam keadaan hujan, ketika hatinya sedang sendu. Nana akan meratap, merenungkan segala yang terjadi. Terkadang ia juga bisa lelah, karena dia adalah manusia yang mempunyai segumpal daging bernama hati. Sudah sejauh ini, tidak mungkin Nana menyerah begitu saja. Nana akan tetap berjuang dengan segala cara.

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang