EPILOG

2.6K 160 12
                                    

Senyum, jangan nangis mulu, jangan nyesel mulu, jangan lupa vote dulu, jangan lupa komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum, jangan nangis mulu, jangan nyesel mulu, jangan lupa vote dulu, jangan lupa komennya.

Selamat membaca.

🕊🕊🕊🕊

SETELAH menerima kehilangan, kita baru menyadari apa arti menghargai, menerima, dan menikmati adanya kehadiran ketika masih ada. Setelah kehilangan, semua tidak akan sama lagi.

Andai dan andai.

Hasan adalah pria hebat, dia sudah melawan duka dan asa sejak ia masih berusia lima tahun. Dia rela manjauhi adiknya yang begitu ia sayangi. Ia rela di anggap jahat oleh adiknya, ia rela di benci adiknya, itu karena Hasan sayang kepada Nana.

Dear Little Angel...

Nana membenci Hasan? Tidak pernah. Ia hanya menyayangi kakak, ia ingin terus bersama kakak sampai kapanpun. Ia ingin selalu di akui adik, dan di rangkul, di jaga oleh kakak. Keinginannya sederhana, tapi harus di perjuangkan selama sepuluh tahun.

Hanya saja, Nana tidak pernah sadar tentang cara Hasan dalam mengungkapkan rasa sayangnya. Dalam setiap waktu, Hasan selalu ada ketika Nana dalam kesusahan, di bully lah, terluka lah, dan ada banyak lagi yang bisa Hasan lakukan untuk Nana.

Adik dan Kakak ini sangat berharap, kehidupannya akan sangat bahagia bersama keluarga. Mereka sudah banyak berekspektasi, membayangkan hal-hal baik, sampai tidak sempat memikirkan hal-hal buruk. Namun... Kenapa waktu begitu cepat berlalu, dan membalikan keadaan menjadi lebih menyeramkan dari sepuluh tahun itu.

Pertama, kehilangan Mama, dan Nana bersedih karena itu.

Lalu, kehilangan itu kembali menggores hati seorang Hasan. Dalam tahun yang sama, ia juga kehilangan cinta keduanya setelah mama. Gadis itu berusaha keras Hasan jaga keberadaannya. Bahkan, ia rela mengorbankan hidupnya demi Hasna. Namun, ajal lebih dahulu merenggutnya, Hasan saja tidak mampu menghentikan ajal untuk mengambil adiknya.

Suara dari lonceng di depan jendela kamar Hasna nampak mengusik kediaman Hasan. Ia menatap sedu ke jendela. Semilir angin berhembus di depan wajahnya. Ruangan yang gelap, dan langit yang cerah nampak menggambarkan perasaan Hasan yang begitu asa hari ini.

"Den, makan dulu. Tuan sudah menunggu di bawah."

Hasan menggeleng kecil sembari tetap memunggungi si Bibi.

"Tapi..."

"Tutup pintunya, Bi," lirih Hasan pelan.

Bi Inah pasrah dan mengangguk. Ia kasihan dengan Hasan. Sejak meninggalnya Hasna, Hasan menjadi lebih pendiam, jarang makan, dan jarang keluar. Kuliahnya pun ia tinggal. Bibi mengerti dan tahu bagaimana kedalaman luka di dalam hati tuannya itu.

Air mata itu tiba-tiba terjatuh di pelupuk mata Hasan. Ia memeluk erat boneka kesayangan Hasna. Dalam waktu yang sama, tangisan itu kembali menjadi. Hasan tidak bisa menerima kehilangan ini. Hasan menyesal karena dulu pernah menyia-nyiakan keberadaan adiknya.

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang