[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀]
WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam.
****
Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assalamualaikum
Siapa yang nungguin cerita ini up?
Masih pada stay disini kaan?
Maaf guys upnya lama.
Siap? Siap?
Noted : JANGAN LUPA SPAM KOMEN SAMA VOTE YA GUYS! TAR UP CEPET🔥🔥
Selamat membaca🔥
Sorry kalo ada typo🤘🏻
****
"TANTE, Hasan..."
Lisa langsung berdiri, menatap Rafa dengan tatapan tajam.
"Tante, Hasan belum sadar juga. Padahal, tadi sempat ada pergerakan dari dia."
Lisa kembali meneteskan air mata. Hatinya begitu rapuh sekarang. Tatapannya beralih pada Nana yang terbaring lemah tanpa suara.
"Kamu jaga Hasna dulu, bisa?" Rafa menatap Nana, kemudian ia mengangguk.
Rafa merasa bersalah karena hal ini. Apalagi, ketika Hasan meneriaki dan menyalahkan dirinya karena Hasna.
Lisa mengusap pelan wajah Nana. Setelahnya, ia keluar dari ruangan Nana. Rafa berjalan perlahan mendekati Nana. Ia tersenyum kecut.
"Bangun, bocah. Gue gak bisa liat emak lo sesedih itu." tidak terasa, Rafa pun ikut meneteskan air matanya.
"Gue yang salah. Maafin gue, bocah. Gue gak akan lakuin hal ini lagi. Please, udahan tidur kalian. Jangan bikin semua orang sedih." hening lagi, hanya ada suara jarum jam yang berdetak.
"Maaf, bisa keluar dulu? Saya akan memeriksa keadaan pasien."
"Baik, Dok. Dia harus sembuh dan bangun Dokter. Saya banyak dosa sama dia."
"Saya akan berusaha sebisa saya. Soal hasil, kita serahkan semuanya kepada Allah."
Rafa tersenyum. Ia keluar dari ruangan, sembari berjalan menunduk.
"Gimana keadaan Hasna?" tanya Nenek Nawra.
"Dia masih tidur, Nek."
Nawar terduduk lemas. Rafa melihat itu. Ia berjongkok menghadap Nawra dan Wanda.
"Maafin Rafa, Nek. Gara-gara Rafa, Hasna jadi kecelakaan."