TANPA diminta oleh Hasan, Nana membawa kedua adiknya Sabil dan Sabil kerumahnya. Ia tidak peduli jika kakaknya akan marah. Hari ini hari minggu. Nana bosan jika hanya berdiam diri dirumah. Nana inisiatif pergi kerumahnya Sabil dengan mengantongi izin dari Mama dan Papanya. Nana akan mengenalkan Sabil kepada Mamanya. Nana senang dan menyukai Sabil. Jika Nana sudah senang dan nyaman dengan seseorang, Nana akan menyayanginya setulus hati.
Adik-adik Sabil terus berlarian dihalaman rumah Nana yang luas. Mereka terus menatap kesana kemari.
"Hasna, ini beneran rumah kamu?" tanya Sabil kaget.
Nana menggeleng pelan, "bukan Sabil. Ini rumahnya orang tua Nana."
Sabil tidak menjawab lagi, ia terus berputar-putar melihat setiap sudut rumah yang seperti istana ini.
"Ayo Sabil, kita masuk. Didalam juga ada kakak Nana sama Mama Papa." ajaknya, sembari mengulurkan tangan pada Sabil.
Ketika Nana masuk, kedua orangtuanya sedang berada diruang tengah. Mereka tengah berbincang berdua. Tapi, Nana tidak melihat Kakaknya disini.
"Mama..."
Lisa dan Eshan langsung menoleh, keduanya tersenyum hangat, menyuruh Nana untuk duduk bersama Sabil dan kedua adiknya. Mama atau Papanya tidak masalah dengan siapa Nana berteman, asalkan Nana bisa menjaga diri dan tidak terbawa arus pergaulan bebas.
"Jadi kamu Sabil yah?" tanya Lisa.
Sabil tersenyum canggung, sembari mengangguk kecil. "Mama, adik perempuan dan lelaki itu namanya Riri, sama Sahal." tunjuk Nana pada kedua adik Sabil.
"Hallo, Riri, Sahal," ucapan Eshan sembari melambaikan tangannya.
"Teh, rumahnya Kakak Hasan gede banget yah?" bisik Riri didekat Sabil. Sabil mengangguk singkat menanggapi ucapan adiknya.
Nana mendelikan matanya pada Riri, Nana sedikit tidak suka dengan adiknya Sabil yang satu itu. Sebab, Riri terlalu possesive pada kakaknya. Nana tidak menyukai itu. Menyebalkannya, kakak malah menanggapi sikap manja Riri yang selalu nempel kepadanya. Dulu, Nana jika ingin duduk bersama Kakak saja, kakak langsung menghindar, atau memarahi Nana. Nana ingin ikut main saja, sampai dimarahi dan berakhir kakak tidak mau berbicara dengan Nana.
Fokus mereka beralih pada Hasan yang tengah menuruni anak tangga. Hasan terlihat rapih. Nana menghela napas pelan, Kakaknya itu tidak pernah libur. Jika hari libur, pasti disibukan dengan organisasi atau bisnis dengan teman-temannya.
"Oh, ada Sabil sama Riri, dan Sahal ternyata." sapa Hasan, terperangah. Hasan mengangkat kedua sudut bibirnya, ia berjalan kearah Sahal dan melewati Nana begitu saja.
Airmata dipelupuk mata Nana kembali menggenang. Alasan kedua kenapa Nana mengajak Sabil kesini, karena ia ingin melihat senyuman diwajah kakaknya. Nana tidak bisa membuat kakak tersenyum bangga atau tersenyum hangat pada Nana. Jika pada Riri, dan Sahal serta Sabil, kakak selalu manis, bahkan humoris.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Angel (SELESAI)
Teen Fiction[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam. **** Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...