BAB 35 : Damainya Tidur Mereka

2K 152 13
                                    

Follow dulu akun aku destiani024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow dulu akun aku destiani024

Setor vote dulu sama komen

📌

Mengandung rasa terharu dan penasaran berlebihan.

Tandai kalo ada typo males cek ulang 🤘🏻

****

BRAK!

Tubuhnya menegang sempurna. Dengan mata kepalanya sendiri, seseorang yang paling ia sayangi di habisi. Rasa sesak menyeruak kedalam hatinya. Tanpa menunggu lama, ia segera menghempaskan tangan Rafa dengan kasar. Tangan yang sedari tadi menahannya agar tidak segera berlari.

"Tunggu!" Rafa segera mencekal tangannya lagi.

"Pikir pake otak lo, Hasna. Gue udah biarin lo kesini. Dari gue jemput lo sampai sekarang lo gak pernah mau nurut sama gue. Kalo lo kesana, Hasan bakal lebih khawatir sama lo!"

"Tapi-Kakak?" manik matanya berkaca-kaca, menoleh kebelakang yang dimana kakaknya terus di pukul walaupun kakaknya sudah tak berdaya.

Hasan terjatuh dan luruh ke tanah, ia tak bertenanga lagi. Mereka tidak mengampuni Hasan sama sekali, mereka terus menyiksa Hasan, walaupun Hasan sudah terkapar tak berdaya.

Mereka hanya mementingkan dendam dan emosi, tanpa mahu berpikir akibat dari tindakannya yang akan membahayakan nyawa dari Hasan.

Darah mengucur dari pelipis dan lehernya. Nana tidak kuat melihat itu. Ia hanya mampu menangis dalam diamnya. Ternyata, Langit lebih jahat dari apapun.

Suara gemuruh dari motor tiba-tiba menghentikan ucapan Rafa dan kekejaman geng Langit. Mereka serempak menoleh pada gerombolan motor besar yang melaju ke arah mereka.

Rafa menarik kedua sudut bibirnya.

Jejen dan Alfi yang memimpin di depan, sedangkan di belakang ada Ristand, Umar, dan Juna serta anggota yang lainnya. Rafa mengucapkan syukur sebanyak mungkin. Tidak sia-sia kebawelan Hasna yang terus mengajak dirinya ke lokasi. Dia jadi tahu kondisi Hasan dan langsung memberi tahu teman-temannya yang lain.

"Busuk juga lo!" teriak Langit, menghempaskan tubuh Hasan kasar.

Hasan tersenyum sinis, mengusap darah yang ada di sudut bibirnya. Hasan berusaha untuk bangkit dan berdiri dengan tertatih dan dengan kepala yang terasa ngilu dan nyeri.

Alfi dan Jejen menyetandarkan motor mereka masing-masing. Keduanya serempak turun dari motornya.

"Lo bisa kan, diem disini dulu? Gue mau bantu Abang lo."

Nana menggeleng, mencekal kuat tangan Rafa.

"Nana ikut,"

"Berasa bapak yang kerepotan bawa anak gue."

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang