[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀]
WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam.
****
Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NANA menjadi bahan gosip lagi seantero sekolah. Entah siapa yang sudah berani menyebarkan gosip, jika Nana adalah perempuan tidak benar, badgirl katanya. So polos tapi dibelakang halayak ramai, Nana nakal. Gosip itu sudah sampai ketelinga Hasan. Mereka lebih ingin memberikan isu jelek itu pada Nana, dibandingkan pada Hasan. Tidak ada yang berani. Mereka lebih memilih untuk skip daripada harus berurusan dengan Hasan.
"Siapa yang bilang gitu?" tanya Hasan, datar.
"Gak tau. Gue denger dari Umar, terus Umar denger dari Juna. Juna denger dari Ristand. Si Ristand denger dari bisik-bisik kakak kelas sama adik kelas di dekat mading." jelas Jejen panjang lebar, dan rinci.
Hasan diam, tidak berbicara lagi.
"San," Jejen mendekatkan kepalanya pada Hasan.
"Apa."
"Emang bener si Nana itu badgirl sama cewek nakal?"
"Emang bener kalo lo itu cowok?" Jejen mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Maksud lo?"
"Mulut lo itu kayak mulut tetangga. Diam, Jangan disebar luaskan, kalo lo gak tahu kebenarannya seperti apa." tukasnya dingin.
Umar datang ke kelas Hasan. Bersama dua teman ghibahnya. Keduanya berjalan santai, sesekali tertawa dengan gurawan masing-masing.
"San, ada kabar buruk nih," kata Umar, mengerlingkan kedua alisnya.
"Apa?" tanya Jejen.
"Anjir, aing liat si Hasna diledekin sama geng Rindu dan Fina. Terus itu anak ngejawab aja." Juna tertawa kecil. "Nana bukan perempuan Nakal kok, kakak. Nana anak baik, gak pernah main sama orang gak bener."
"Terus-terus?" Jejen ingin lebih tahu lagi.
"Rindu sama Fina dorong dia, sampai jatuh. Anjir, hidungnya sampai keluar darah."
Deg!
Hasan mengepalkan tangannya. Ia berdiri, berjalan cepat keluar kelas. Ristand yang sedang berbicarapun, mendadak bingung dengan tingkah Hasan.
"Pasti Hasan gak terima kalo pacarnya dizolimi sama geng Rindu eneg itu." sahut Jejen yakin.
"Dari pada nebak-nebak. Mending kita keluar aja, liat aksi heroid si Hasan," saran Umar, yang diangguki ketiga orang tersebut.
Hasan berjalan cepat menuju kantin sekolah. Jam istirahat hampir habis, itu kenapa Hasan sudah ada dikelas. Sedangkan Rindu and the geng masih nongkrong dikantin. Tidak heran, Rindu adalah tipe manusia yang selalu menggunakan gelar orang tuanya, agar orang-orang segan padanya.
Hasan melihat Rindu dan Fina serta kawan-kawannya, tengah tertawa puas sembari memegang minumannya masing-masing.
"Hapus lipstik merah lo. Pakai dasi lo yang bener. Gak usah pake baju ketat sama rok ketat gitu. Mau gue gunting lagi kaya 2 minggu lalu?" Hasan menatap lurus kedepan, tanpa mahu melihat gadis-gadis itu.