BAB 41 : Patah Paling sakit

2.4K 132 1
                                    

Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum

Yeay aku update lagi.

Para Hasein seneng gak?

Canda Hasein😂

Setor Vote dan komen dulu yuk gaiss.

Selamat membaca Epribadih

———

Banyak kata seandainya, yang kemudian hanya bisa di ganti dengan kata yasudahlah.

• My Little Angel •

****

SAMA dengan hari kemarin. Awan begitu mendung, nampak kelabu. Ia menatap sendu tanah yang sudah di gali untuk memakamkan Ibunya. Rumah terakhir untuk Mama. Dia turun tangan dan ikut serta untuk menggali. Betapa Hasan ingin memberikan keistimewaan untuk cintanya.

Sebenarnya, ia tidak bisa ikhlas akan kepergian ibunya. Namun, ia juga tidak bisa egois. Karena kematian tidak bisa di hindari oleh seluruh makhluk yang ada di bumi ini. Kata Gus Hamish tadi pada Hasan.

"San, ikhlasin Ibu kamu, ya? Allah lebih sayang sama Ibu kamu. Allah lagi nguji kamu sama kehilangan ini, Allah pengen tahu, apakah Hasan sama Hasna kuat atau engga? Dan kamu harus kuat ya? Kamu juga harus sadar, kamu, ibu kamu, papa, Hasna, saya, semuanya milik Allah, dan akan kembali kepada Allah."

Terdengar suara tahlil yang mengiringi keranda mayat berisikan mamanya. Hasan berlari menghampiri, mengambil alih pegangan keranda dan kembali berjalan menuju pemakaman. Hasan terus menguatkan diri untuk tidak menangis, meski kenyataanya, air mata di kelopak matanya tidak bisa berbohong.

Keranda di simpan tepat di sisi liang lahat. Hasan, Eshan dan Bagus serta Saka turun. Bagus yang terbiasa tegar, kini tidak bisa membendung kesedihannya. Eshan yang kian rapuh, saat tangannya terangkat untuk mengangkat jasad istrinya ke pembaringan terakhir.

"Lisa sayang, ayah ikhlas, Nak, ayah ikhlas. Tunggu ayah di syurga. Ayah bakal datang untuk kamu." lirih Bagus pelan. Bagus langsung mengazani. Sebelum di tutupi oleh papan kayu, Hasan melerai dulu. Ia dan Bagus bertukar posisi, Hasan berjongkok. Tangisannya kembali pecah di gantikan dengan tangisan sedunya yang terdengar.

"Bawa Hasan pulang, Hasan gak bisa, Ma..." Hasan kembali mengecup wajah mamanya. "Yang tenang disana perempuan terhebat. Semua jasa mama buat Hasan gak akan pernah Hasan lupain. Di akhirat nanti, Hasan akan bersaksi untuk mama."

"Selamat jalan, Mama."

Eshan menyentuh bahu Hasan.

"Nak, sudah, ayok bangun,"

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang