[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀]
WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam.
****
Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yok setor vote dulu yok!
Komen yaaang banyak😂
Makannya jangan berharap sama gue. Lo cukup berharap sama Allah, dan lo gak akan pernah ngerasain kecewa lagi. Segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah. Gak akan pernah nemuin yang namanya kecewa.
• My Little Angel •
****
HARI ini berbeda. Wajah Nana terlihat ceria sepulang sekolah, mungkin tidak akan ada yang bisa untuk menghentikannya terus tersenyum. Penantian Nana terbalas, kesabaran Nana membuahkan hasil. Sekarang Nana tidak butuh apa-apa lagi. Kakak sudah berubah, menjadi baik, dan mengakui Nana sebagai adik. Itu sudah cukup.
Nana berlari untuk menyusul Kakaknya yang sudah lebih dahulu pulang.
"Kakak!" teriak Nana, sembari mengangkat tangan.
Hasan langsung menoleh, ia berhenti melangkah. Menunggu Nana menghampirinya.
"Apa?" tanyanya, saat Nana sudah berdiri di depan Hasan sambil ngos-ngosan.
"Nana ikut Kakak yah pulangnya,"
"Gak. Pulang aja sendiri." Hasan kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Nana sendiri.
"Kakak kok jadi cuek lagi sama Nana?"
Hasan tidak menghiraukan pertanyaan Nana, ia terus berjalan menuju parkiran motor.
Nana terus berpikir keras, tentang perubahan sikap Kakak yang begitu cepat. Nana tidak boleh suudzon. Nana kembali berlari menghampiri Kakaknya yang akan menaiki motor.
"Nana mohon, Nana ikut sama Kakak yah? Semua orang kan, udah tau kalo Nana itu adik Kakak,"
Hasan menyalakan mesin motornya, dan mulai tancap gas, tanpa mahu menjawab Nana. Nana menatap sendu punggung Kakaknya yang sudah berlalu bersama motornya. Ia menunduk dalam, kenapa bahagia Nana hanya beberapa jam saja. Kenapa tidak selamanya?
"Makanya, jangan berlindung di belakang Kakak. Cemen lo jadi orang," sentak Fina yang datang bersama teman-temannya.
"Nana gak gitu kok,"
Fina memiringkan sudut bibirnya, "Jangan harap jadi populer karena lo adiknya si Hasan. Cupu tetep cupu."
Fina pergi meninggalkan Nana sendiri, menertawakan Nana dengan ejekannya seperti biasa. Nana tidak peduli, Nana tidak butuh apresiasi atau penilaian dari orang lain. Nana hanya ingin Kakak, Nana tidak ingin jauh lagi dari Kakak.
