BAB 1 : Most Wanted

5.7K 341 17
                                    

Wkwkkw haiiii

Karena chapter 1 MLA ke hapus sama saya dan baru sadar hari ini pas di cek kok gada wkwkkw

Jadi malam ini saya tulis ulang tapi dengan bersih yang lebih seru. Pokonya harus kaliam komen!!

Selamat Membaca!!!

*

***

KETIKA masih di rumah, ia diperingati dengan ancaman keras dari sang Kakak yang tentu saja menyakiti hatinya.

Katanya begini, "Nanti kalau sudah sampai disekolah, jangan pernah so akrab atau berprilaku so dekat. Kita emang gak pernah dekat. Dan gue gak mau orang lain tahu kalo lo adiknya gue."

Kelopak matanya berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada tali tas punggung yang ia kenakan.

"Kenapa? Kakak malu yah punya adik kayak Nana? Apa salahnya orang lain tahu kalo Nana adiknya Kakak." ia mengatakannya seraya bergetar, dan berusaha menatap wajah Kakaknya walaupun yang ia dapat hanya tatapan kebencian.

"Gue bilang jangan biarin semua orang tahu! Gue benci sama lo, gue gak mau punya adik kayak lo. Dan ya, gue malu punya adik kayak lo. Cupu, manja, ngeselin dan bodoh!"

Kelopak matanya benar-benar meneteskan air mata. Ia menunduk dalam dan menangis dengan diam.

"Nangis kan? Lo emang cengeng makannya gue benci dan gak suka."

Ia langsung mendongak menatap Kakaknya, ia menggeleng cepat dan menyeka air mata yang menetes di pipinya.

"Nana gak cengeng kok, Nana gak nangis, Nana cuma kelilipan, sumpah." ujarnya seraya menunjukkan kedua jarinya.

Kakaknya tersenyum miring dan menatap Nana dengan pandangan mengejek. "Kalau semua orang tahu, itu artinya lo yang ngasih tahu. Jangan biarin semua orang tahu, atau akibatnya bakalan lebih fatal dari ini."

"Kenapa Kakak tega ngancam Nana? Kenapa Kakak tega bilang gitu sama Nana? Bukannya ini nyakitin Hati Nana ya? Apa kakak gak punya hati buat sekedar sayang sama Nana?" ia protes seraya bercicit pelan dan akhirnya menangis lagi.

"Berapa kali gue bilang kalo gue gak pernah sayang sama lo. Stop deketin gue Hasna!"

"Apa salahnya? Apa salahnya kalo Nana pengen deket sama kakak Nana sendiri? Salah? Iya? Nana rasa enggak salah, ini wajar. Adik mana yang gak mau deket sama Kakaknya. Apalagi Nana cuma punya kakak."

"Gak usah teriak, berisik!"

Nana langsung menutup mulutnya.

"Lo itu selalu berisik, gak bisa diam. Gue capek denger lo ngomong. Dasar anak manja!"

"Nana gak manja!"

"Diam!"

"Kenapa Nana harus diam!"

"Terserah lo, gue gak mau ngomong sama lo. Ikuti perintah gue, biar lo aman Hasna."

Seusai mengucapkan hal itu, dia pergi dari hadapannya dan meninggalkan ia sendiri.

Sambil terisak, ia berusaha keras mengusap air matanya dan memakai kembali kacamatanya. Ia segera masuk kedalam rumahnya untuk memanggil Mama yang katanya akan mengantarkan dia hari ini.

****

Diperjalanan menuju sekolah, gadis itu nampak melamun, sesekali menjawab pertanyaan Mamanya dan  kembali bersandar di pintu mobil seraya melihat kendaraan di luar sana.

My Little Angel (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang