[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀]
WARNING : Siapkan tisu sebelum mulai baca. Terdapat banyak bawang di dalam.
****
Ini bukan tentang kisah dua orang remaja yang saling mencintai, atau sedang jatuh cinta. Tapi ini kisah tentang dua oran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hasan Irsyadi Nafathar
(@hishambaek)
Assalamualaikum
Ketemu lagi :)
Mau minta maaf :v
Maaf ya kalo Umar dan temen ghibahnya suka bicara kasar
Ambil baiknya, dan buang jauh-jauh buruknya ya gaes❤
Setor vote dulu ya gaes, komen yang banyak di setiap paragrafh oke?
Happy reading
*****
DIJODOHKAN dengan Rindu, itu adalah kesialan terbesar di hidup Hasan. Papanya tidak tahu saja, bagaimana Rindu di sekolah. Hasan tidak bergeming sedari tadi, ia bimbang dengan dirinya sendiri. Jika Hasan tidak menurut, pasti akan mengecewakan kedua orang tuanya. Tapi, jika Hasan menurut, Hasan benar-benar tidak akan pernah tenang jika ia harus terikat hubungan pertunangan dengan Rindu. Seseorang yang tak pernah Hasan sukai.
"Saat kalian sudah lulus nanti. Papa sama Om Rendra sudah memutuskan, jika kalian akan bertunangan terlebih dahulu."
Hasan memejamkan matanya, tatapannya beralih pada Rindu yang sama-sama bergeming seperti dirinya. Seburuk apapun Rindu, ia tetap takut melawan orang tua.
"Pa, aku mau kuliah, mau kerja. Gak mau nikah secepat itu. Aku belum siap." elak Hasan pelan.
"Kak, cuma tunangan kok. Mama sama Papa gak maksa kamu. Kalo soal nikah, itu biar jadi urusan nanti aja. Yang penting kalian sudah terikat dengan tunangan."
Citra, Citra gimana? Hasan benar-benar mencintai Citra. Apa sekarang Hasan sedang terjebak di situasi yang membuat dirinya tidak bisa berkutik?
"Apa kalian tidak ingat? Sewaktu kecil kalian selalu bermain bersama." kata Om Rendra.
Tentu Hasan ingat, sedari kecil dia dan Rindu sudah menjadi musuh lebih tepatnya. Rindu memang sudah menyebalkan dari kecil.
"Hasan gak bisa, Pa," Hasan bangkit dari duduknya, melihat ke arah Mama dan Papanya bergantian. Hasan pergi menuju halaman belakang. Ia tidak mau memaksakan diri jika dirinya tidak mau.
