Siapa ?

78 4 0
                                    

Dua hari setelah pertemuannya dengan Anaya, Ditya pulang ke rumahnya.

"Assalamualaikum.." Masuk melewati pintu rumah

"Waalaikumussalam" Suara dari dapur di belakang

"Bunda, selamat sore" Menghampiri bunda dan memeluknya

"Sayang, selamat sore juga. Miss u"

"Miss you too juga bunda, ayah dimana?''

"Ayah belum pulang, sebentar lagi juga datang. Tumben kamu pulangnya sore, biasanya malem?"

"Iya bunda, lagi kangen banget sama keluarga tercinta"

"Hm.. sayang. Yaudah, sekarang kamu mandi trus ganti baju yah. Sambil nunggu ayah datang."

"Iya bunda"

Menjelang maghrib ayah sudah datang, kemudian setelah solat maghrib berjamaah Ayah Bunda dan Ditya makan malam bersama.

"Sayang, ayo duduk kita makan malam bersama" menyapa Ditya yang baru datang dari kamarnya

"Iya bunda"

"Sini ayah, nasinya bunda yang ngambil (mengambil piring).

"Makasih bunda"

"Kamu mau bunda ambilin nasi juga sayang ?"

"Tidak perlu bunda, terimakasih"

Setelah selesai makan malam dan masih di meja makan, obrolan menghiasi ruangan.

"Kuliah kamu bagaimana nak..."

"Alhamdulillah baik ayah, Ditya lagi nyusun proposal buat skripsi. Do'ain yah"

"Tentu nak"

"Semangat ya sayang, kamu pasti bisa" bata bunda

"Makasih ayah, bunda kalian selalu mendukung Ditya"

"Iya nak, O.. iya. kemarin malem ayah nggak sengaja lewat daerah dekat kampus kamu, trus ayah nggak sengaja lihat pelataran salah satu toko di dekat kampus dan ayah kayak melihat kamu lg berteduh sama perempuan. Itu beneran kamu nak ?"

"Wah.. syang siapa itu?"

"Iya ayah, itu Ditya sama temen Ditya. Kemarin jam 8a Ditya mengajak dia pulang bareng karena udah malem. Trus pas di jalan malah hujan, jadi kami berteduh di toko itu"

"Keputusan yang bagus sayang"

"Kamu nggak ngapa-ngapain perempuan itu kan?" tanya bunda

"Nggak lahk "

"He.. iya-iya, bunda percaya sama anak bunda"

"Kabar Jihan di pondok gimana ?"

"Baik sayang, minggu kemarin ayah sama bunda habis dari pondoknya" kata ayah

"Syukurlah.."

Setelah pembicaraan tersebut, Ditya membereskan piring-piring sisa makan bersama bundanya kemudian ia bergegas kembali menyusun proposal skripsi yang sedang digarapnya.

Hingga waktu cukup larut, Ditya masih kelihatan berada di depan layar laptopnya (terlihat oleh ayah dari sebagian pintu kamar Ditya yang terbuka)

"Nak.. ini susunya, diminum ya. Biar anak ayah cerdas"

"Siap ayah, terimakasih"

"Sekarang jam duabelas malem, udah dulu ngerjainnya. Habisin susunya, gosok gigi, wudhu, solat isya trus tidur ya nak"

"Iya ayah"

"Selamat malam nak.."

"Selamat malam juga ayah"

Ayah meninggalkan kamar Ditya


next.....

Ditya & AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang