Lebih Dekat

132 6 0
                                    

Rapat tersebut selesai pada sore hari, kemudian karena rasa lapar yang melanda Ayana dan Fuji pergi ke kantin untuk makan dan ngopi bareng teman-teman yang lain. Setelah selesai, Anaya melihat jam tangannya menunjukkan pukul setengah 9 malam. Kemudian dalam perjalanan pulang.

(Motor Berhenti)

"Hei.." sapa Ditya, Anaya menongok

"Ka..kamu"

"Mau kemana, kok sendirian aja?"

"Mau pulang"

"Pulang ke mana?"

"Saya pulang ke kosan"

"Dimana ?"

"Di jalan teratai"

"Ok, bareng saya aja yuk. Kita searah, kasihan. Udah malem jga"

"Tapi.."

"Udah hayu naik ke motor, dari pada kemalaman. Takut ada yg gangguin juga"

"Baiklah"

Anaya menaiki motor Ditya. Namun tak disangka, hujan turun ketika perjalanan baru di tempuh beberapa menit saja. Kemudian karena hujannya besar, Ditya memutuskan untuk berhenti di emperan toko yang sudah tutup. Disinilah Ditya dan Anaya mulai mengobrol banyak hal.

"Maaf yah, kita berteduh disini dulu. Saya nggak mau ngambil resiko berkendara disaat hujan lebat kyk gini"

"Iya gpp" mengangguk

"Ouh.. iya, nama kamu siapa? Nama saya Aditya Syahreza, paggil aja Ditya" Mengulurkan tangan

"Nama saya Anaya Putri Kanaya, panggil Anaya" Menerima uluran tangan Ditya dan bersalaman

"Anaya, di kampus jurusan apa?"

"Sosiologi, semester 4"

"Saya jurusan Psikologi semester 7, kita beda 1 tahun yah"

"He... iya" sambil menyilangkan kedua tangannya dan mengusap-ngusap bahu tangannya.

"Kamu kedinginan?"

"Sedikit kak"

"Ini.." Melepas jaket dan memberikannya pada Anaya

"Tapi, nanati kak Ditya kedinginan"

"Gpp, saya masih kuat kok" Menyelimutkannya di pundak Anaya

"Makasih kak"

"Duduk di teras aja yuk" Merekapun duduk sedikit berjauhan

Duerrrrr (suara petir), sama-sama kaget membuat membuat jarak duduk mereka lebih dekat. Lama-kelamaan mereka jenuh dan membuat keduanya merasa ngantuk, kemudian tak sengaja mereka sama-sama terlelap.

Dittya terbengun dari tidurnya, dan kaget karena Anaya juga tertidur dan kepalanya bersandar di pundak Ditya.

"Anaya bangun" Lirih Ditya sambil menggoyangkan bahu Anaya dengan tangan kanannya

"Eh.. kak, maaf " mengucek matanya

"Gpp, hujannya udah reda. mari kita lanjutkan perjalanan"

"Iya kak"

Disi lain, Siska (sahabat Anaya) mulai merasa cemas karena sampai jam 10 malam lebih  Anaya belum pulang. Ketika mendengar suara motor, tak lama setelah itu ada suara ketukan pintu.

"Nay... loe dari mana, kok jam segini baru pulang ?"

"Gue kejebak hujan Sis, makannya pulang jam segini"

"Tadi loe pulang sama siapa ?"

"Temen Sis"

"Cowo?"

"Iya,"

"Wah.. baru kali ini gue denegr loe pulang sama cowo, malem banget lagi. Loe nggak diaapa-apain kan ?"

"Nggak lahk"

"Syukur deh. Sekarang bersihin badan loe gih, trus istirahat. Gue tidur duluan ya, udah ngantuk" Menguap

"Okk, makasih ya Sis.."

"You are welcome"  berbaring diatas kasurnya

Selesai membersihkan badan Anaya duduk di tepi kasur dan tiba-tiba kepikiran kenapa ia bisa ketiduran di pundak orang tadi, siapa si namanya lupa (mencoba mengingatnya).

A..adit bukan-bukan, ouh.. Ditya (Anaya mengingatnya). Mungkin kebetulan saja, namanya juga orang ngantuk trus ketiduran wajar saja (batinnya). Dia baik sekali, aku merasa nyaman ketika berada di dekatnya.

Arghhhh... kenapa kepikiran dia (menenpis ingatannya), kemudian ia memutuskan untuk segera tidur.

Ditya & AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang