Beberapa minggu setelah itu, KKN Anaya selesai. Ia menghabiskan beberapa hari sisa liburan kuliahnya di rumah Bunda dan menemani keseharian Ditya mengurus Bengkel. Suatu hari ada seorang perempuan yang ternyata itu teman Ditya, kemudian kami mengobrol. Ia cukup terkejut saat Ditya mengakui Anaya sebagai istrinya, tak lama setelah itu urusan mobil di bengkelnya usdah selesai. Kemudian perempuan itu pun pergi.
Kini Anaya sudah kembali dengan kesehariannya kuliah di kampus, semester ini ia isi dengan beberapa mata kuliah, bimbingan skripsi dan proposal penelitian, serta mengurangi sedikit waktu bererkumpul bersama teman-teman organisasi agar ia bisa fokus mengurusi tugas di masa-masa akhir kuliahnya dan membaca banyak buku. Sesekali ia bertemu Ditya untuk menemaninya membeli buku atau sekedar makan bersama melepas rindu.
Saat berada di pertengahan semester, Anaya mendapatkan kabar dari Ditya bahwa keadaan bengkel kini sedikit memburuk. Sigap saja, hari itu juga setelah selesi kuliah Anaya langsung pulang dan mengunjungi Ditya di bengkel. Ditya menceritakan semuanya kepada Anaya, mulai dari bengkel yang selama sebulan ini sepi pengunjung, beberapa karyawan mengundurkan diri dan para investor yang berhenti bekerja sama dan lainnya.
"Mas bingung sayang, sebenarnya mas sudah mengira hal ini akan terjadi sejak awal bengkel di pegang alih sama mas. Jujur sebenarnya ini bukan bidang bisnis atau keahlian mas, tapi mas ingin menjaganya karena ini peninggalan ayah"
"Mas yang kuat yah, kita lewati hal ini bersama"
"O.. iya mas, nay ada tabungan. Pake aja mas barangkali bisa membantu" menyodorkan ATM dan buku tabungannya
"Nggak mau sayang, mas nggak mau pake urang kamu. Ini sepenuhnya tanggung jawab mas"
"Jangan gitu mas, kita udah nikah. Uang nay, uang mas juga. Lagi pula sebagian besar dari tabungan nay, isinya uang yang mas kasih ke nay per-tiap bulan"
"Istri mas nggak pake uang itu ?"
"Maaf mas, nay belum pernah pake. Selama ini nay pake uang dari pengahasilan nay mengirimkan tulisan-tulisan nay ke penerbit Koran dan uang yang mas kasih, nay tabungkan"
"Sayang.. kenapa begitu ?"
"Penghasilan nay dan pemberian dari mas, itu lebih dari cukup dan nay memang tidak suka menghambur-hamburkan uang kecuali hanya untuk kebutuhan. Jadi nay mohon ya mas, pakailah uang ini. Semoga uang ini bisa membantu"
"Tapi sayang.."
"Jangan tapi-tapian mas, pakai saja" potong Anaya
"Baiklah sayang, mas pake yah tapi mas janji akan mengembalikannya"
"Nggak perlu janji apalagi dikembalikan mas, itu milik kita bersama kok"
"Terimakasih sayang" Ditya memeluk dan mencium kening Anaya, kemudian bertatap-tatapan
"Sama-sama mas" memberi senyuman pada Ditya
Kemudian Ditya melanjutkanpembicaraannya dengan memberi tahu Anaya bahwa beberapa hari yang lalu ia sudah melamar kerja ke sebuah kantor, hal ituDitya lakukan agar ia tidak mengerjakan satu pekerjaa dan seperti biasa ia akanmengunjungi bengkel saat hari libur kantor. Anaya menyetujui serta mendukungapa yang menjadi pilihan dan kemauan suaminya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditya & Anaya
RomanceMemiliki kepribadian pendiam, membuat Anaya juga diam-diam menutupi status pernikahannya. Seperti apa sebenarnya, kehidupan mahasiswa yang sudah menikah itu ? Baca yukk, janga lupa vote juga yah...