Different

62 2 0
                                    


Pagi harinya Ditya bangun lebih pagi, saat bangun ia tidak sedang memeluk Anaya (ia tidak tahu itu). Kemudian setelah mandi ia membangunkan Anaya untuk solat subuh bersama. Setelah solat subuh bersama, ia membantu bunda membuat sarapan.

"Anaya bantu bunda yah.."

"Boleh sayang"

"Bunda lihat mas Ditya ?"

"Ditya sedang menyapu halaman di depan rumah"

"Hm.." mengangguk (Anaya terkesima dengan apa yang didenngarnya, jarang sekali ada laki-laki yg mau membersihkan rumahnya sendiri. Kemudian tadi pagi, Ditya juga bangun lebih pagi dariku). Ucapnya dalam hati.

Setelah sarapanan siap dinikmati, bunda memanggil Jihan yang ada di kamarnya setelah tadi menyapu lantai. Anaya sedang menyiapkan piring. Ditya datang menghampiri.

"Pagi sayang"

"Pagi. Duduk mas, sarapan dulu"

"Sebentar, mas mau cuci tangan dulu"

"Ini mas, minum dulu. Setelah bersihin halaman, pasti mas haus" saat Ditya sudah kembali setelah dari mencuci tangan

"Makasih sayang"

"Sayang, wah.. ada udara segar di pagi hari nih. Biasanya dipanggil sayang, sekarang bisa manggil sayang" ucap Jihan yang baru sampai

"Apa si dek" Ditya meminum airnya

"Udah-udah.. ayo duduk, kita sarapan dulu" merekapun duduk, kemudian..

"Bunda, mau sarapan apa, Nasi goreng atau roti pake slai ? Anaya ambilin yah"

"Tidak perlu nak, biar bunda ambil sendiri"

"Mas, mau makan apa ? Aku ambilin yah ?"

"Boleh, mas mau nasi goreng sama roti pakai slai"

"Uwww, rakus amat si kak. Kak Anaya, Jihan juga mau diambilin dong. He.."

"Hus.., tidak perlu sayang. biar makanan Jihan bunda yang ambilkan"

"Baik bunda, terimakasih"

"Makasih bunda sayang"

"Bunda senang, kalian sudah saling belajar saling menerima"

Ditya & AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang