Setelah obrolan tersebut, mereka membersihkan badan. Solat maghrib dan isya bersama, kemudian makan malam bersama dan beristirahat.
Anaya masuk ke kamar bersama Ditya. Saat masuk ke dalam kamar, Anaya terkejut. Ruangannya bersih, wangi dan rapih. Baru dengan ruangannya saja, Anaya sudah nyaman dan jatuh cinta apalagi sama pemilik kamarnya. Batinnya nyeletuk, kemudian ia menepisnya.
Ditya meminta agar Anaya kembali solat sunah dua rakaat bersamanya, sebagai awal, do'a dan permohonan kebaikan untuk rumah tangganya. Anaya pun menaatinya. Kemudian setelah itu.
"Anaya, duduklah disamping saya" Ditya duduk di tepi ranjang
"Baik kak" menghampiri dan duduk
"Aku ingin berbicara sesuatu padamu"
"Silahkan kak"
"Sebagai suami, aku akan tunaikan kewajibanku" degggg (hati Anaya)
"Tapi kak.."
"Tenaglah.."
Ditya memegangi ubun-ubun kepala Anaya, kemudian membacakan do'a meminta keberkahan atas istrinya. Anaya hanya terdiam dan meng-amin kan do'a-do'a suaminya (dalam hati).
"Anaya aku mohon, tatap mataku" pintanya dengan lembut
"I..iya kak" memberanikan untuk menatap Ditya
"Anaya, sekarang kamu istriku dan aku suamimu. Kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Kamu dan aku adalah kita. (mata Anaya menunduk, kemudian Ditya mengangkat dagunya pelan agar menatapnya) Kita adalah sepasang suami istri. Kita akan saling cinta, berkasih, bahagia, menjaga dan menjalani hidup ini bersama-sama. Saya tahu kalau pernikahan kita terjadi karena keinginan ayah saya, tapi saya mohon kamu benar-benar menerimanya termasuk menerima saya sebagai suamimu."
"In Syaa Allah kak, saya benar-benar menerima pernikahan kita dan menerima kakak sebagai suami saya."
"Terimakasih Anaya sayang (ucapnya lembut dan berseri), boleh kan aku panggil sayang ?"
"B..oleh kak" tak mungkin menolak (batinnya)
"Jangan panggil saya kakak yah, panggil saya dengan sebutan yg lain."
"Maaf, kalau aku panggil mas ! boleh ?" ucapnya grogi
"Boleh"
"O...iya sayang, saya minta izin mau langsung istirahat boleh?" membiasakan diri
"Boleh mas"
"Sayang mau langsung istirahat ?"
"Nanti aja mas, mau ngecek hp dulu"
"Baiklah, nanti tidur disamping saya yah"
"Iya mas" memberanikan
Anaya keluar menuju balkon yang ada di depan kamar Ditya, ia duduk di kusi yang tersedia disana. Anaya cukup kaget ketika membuka chat whats upp nya yang membludak, ia membaca sebagain chat dari teman dekatnya yang terlihat di layar hp. Mereka menanyakan keberadaan Anaya dimana.
Akan tetapi Anaya tidak membalasnya dan malah menutup hp nya. Anaya kaget, bingung, dan belum bisa jujur kepada siapapun mengenai apa yang terjadi sebenarnya. Ia merundung dan takut dengan statusnya nanti di depan teman-teman kampus, teman-teman organisasi dan para tetangga di kampung halamannya.
Malam hari semakin sunyi, akan tetapi kemurungan Anaya malah semakin pilu dan jeru nafasnya terasa semakin sesak. Sendu yang berjam-jam membuatnya capek dan berpikir harus keluar dari pikiran-pikiran negatifnya. Kemudian ia menenangkan diri dengan pikiran-pikiran positif, mengatur nafasnya, wudhu, kemudian tidur di samping Ditya.
Rasa asing tidur di kamar baru dan ditemani seseorang yaitu suaminya. Anaya tidur membelakangi Ditya. Untuk beberapa waktu Anaya terus menggelisik dan tidak bisa tidur, tiba-tiba ada tangan yang memeluknya erat dari belakang.
Anaya kaget, namun ia juga merasa nyaman dengan pelukan itu karena hangatnya. Ia mencoba melepaskan, akan tetapi sulit karena pelukannya erat. Anayapun pasrah, ia terus-menerus mencoba agar bisa tidur dalam pelukan Ditya akan tetapi hingga akhirnya ia meneria dan terlelap dalam pelukannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Ditya & Anaya
RomanceMemiliki kepribadian pendiam, membuat Anaya juga diam-diam menutupi status pernikahannya. Seperti apa sebenarnya, kehidupan mahasiswa yang sudah menikah itu ? Baca yukk, janga lupa vote juga yah...