Tibalah Waktunya

52 2 0
                                    

Esokan harinya Ditya sekeluarga pergi ke rumah Anaya yang berada di daerah Brebes Jawa tengah, perjalanan yang ditempuh dari Bandung ke Brebes kurang lebih memakan waktu 3 jam. Mereka berangkat sebelum subuh, solat subuh di perjalanan dan sampai di Brebes jam setengah sepuluh.

Anaya dengan dilemanya, ia belum siap menanggapi tetangganya jika menanyakan siapa yang datang bersamanya. Anaya dan keluarga Ditya keluar dari mobil, beruntungnya tetangga yang berada di sekeliling rumah Anaya tidak sedang berada di luar ruma. Anaya merasa sedikit tenang.

Ketika di depan rumah, keluarga Anaya menyambut hangat kedatangan keluarga Ditya. Ditya mengawali pertemuannya dengan mengucap salam dan keramahan-nya kepada keluarga Anaya. Bunda dan Ditya menyerahkan oleh-oleh yang kami bawa. Kemudian kami masuk ke dalam rumah, tepatnya kami berkumpul di ruang keluarga.

"Silahkan dicicipi" ucap ibu Anaya

"Terimakasih bu" ucap bunda dan Ditya

Setelah lama cukup lama obrolan, di awal.

"Mah.. pah, saya Ditya suami Anaya yang waktu itu menghubungi mamah dan papah. Nama lengkap saya Aditya Syahreza. Ini ibu Ida Nurkholida bunda saya, ini Jihana Skolastika adik saya. (sambil menunjukinya satu persatu). Terimakasih mamah sama papah sudah merestui saya untuk menikah dengan Anaya. Ini foto pernikahan waktu itu, disitu ada foto ayah saya juga, barangkali biar keluarga disini sedikit mengenalnya lebih jelas dari foto ini." menyodorkan handphone nya, keluarga Anaya melihatnya

"Sama-sama. Sebelumnya kami mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Ayahmu, maaf kami belum sempat mengunjunginya langsung ke Bandung." kata ayah Anaya

"Tidak mengapa pah, Alhamdulillah acara peringatan terakhir ayah berjalan dengan lancar"

"Sebenarnya.., saya kaget ketika nak Ditya menelpon kami dan meminta restu untuk menikah dengan Anaya. Pasalnya kami belum pernah mendengar kalau Anaya dekat dengan laki-laki. Tapi ketika nak Ditya menjelaskan semuanya, papah bisa menerima karena Anaya juga sudah menerimanya. Semoga ini adalah awal yang baik untuk kalian."

"Aamiin, terimakasih pak"

"Oiya perkenalkan juga, nama saya Feri Ferdinan. Ini istri saya Lidia Yulistiawati, mamahnya Anaya. Ini Dika Pratama kakaknya ditya dan ini Dea Adzkiya adiknya Anaya." sambil menunjukinya satu persatu pula

"Anaya punya kakak ? Masyaallah, apakah itu artinya kakak nikahnya didahului oleh saya dan Anaya ? Saya.. saya mohon maaf kak kalau hal ini membuat kakak kurang nyaman"

"Tidak papa dek, santai aja. Saya bersyukur Anaya bisa menikah terlebih dahulu. Lagian saya masih sendiri, belum tahu pula mau nikah kapan."

"Mau saya cariin kak ?" sambil tersenyum bercanda

"Tidak perlu dek, saya lagi pedekate. Do'ain ya"

"Hm.. kakak" sahut mamah Anaya semuanya tertawa

Obrolan mereka berlanjut hingga akhirnya adan dzuhur berkumandang. Mereka makan bersama terlebih dahulu sebelum melakukan solat. Kemudian Anaya mempersilahkan bunda dan Jihan untuk beristirahat di kamarnya

Ditya & AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang