Ditya meminta izin kepada Anaya agar meminjamkan handphonnya, untuk 'menghubungi keluarga barunya. Perkataan itu, melelehkan hati Anaya. Merasuki jiwa kenyamanan dalam diri, karena kelembutannya.
Kemudian ia memberikan memberikan ponselnya.
"Ouh.. iya, Anaya manggil orang tua Anaya dengan sebutan apa?"
"Mamah sama Papah kak"
"Baiklah Anaya, saya akan menggunakan sebutan itu. Saya mau menghubunginya melalui vidio call di whats upp, saya harus menghubungi siapa?"
"Hubungi kontak yang namanya Deakuuu kak"
Dityapun mencari dan langsung menghubunginya, tut.. tut.. tutt (suara memanggil). Kemudian telepon vidio call tersebut diangkat
"Assalamualaikum.., selamat malam dea"
"Waalaikumussalam, malam. Kakak siapa, kok pake handphone kakak saya?"
"Perkenalkan, nama saya Ditya, ini kakak kak Anaya (menunjukkan keberadaan Anaya yang ada di sampingnya)."
"Kak Ditya, kak Nay.."
"Dea.. papah sama mamah kak Anaya ada di rumah ? Kakak mau bicara, ada hal penting yang mau kakak bicarakan"
"Ada kak, sebentar yah dea panggilkan dulu" Menghampiri orang tuanya yang ada di ruang kerja. Kemudian menghadapkan wajah keduanya di depan layar handphone
"Selamat malam pah.. mah, saya Ditya. Saya sedang besama Anaya. Saya akan bercerita sedikit untuk sampai pada tujuan pembicaraan yang saya maksud"
"Silahkan" Sahut papah Anaya
Ditya menceritakan kejadiannya secara lengkap namun singkat.
"Begitu mah.. pah, sekarang keadaan ayah saya kritis dan beliau meminta saya untuk menikah dengan Anaya sekarang juga"
"Jawaban Anaya bagaimana ?" Tanya mamah Anaya
"Anaya menerimanya mah.. pah"
"Baiklah, kalau Anaya sudah menerimanya. Silahkan nak, Ayah dan bunda merestui kalian" Sahut papah Anaya
"Beneran pah.. mah ?" dalam layar ponsel, ayah mengangguk
"Alhamdulillah.. terimakasih pah.. mah. Kalau begitu Ditya mohon untuk menutup tetepon ini terlebih dahulu, Ditya mau mencari penghulu. Nanti kalau sudah siap untuk akad nikahnya, Ditya akan hubungi mamah dan papah kembali"
"Baiklah nak, silahkan"
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Ditya bergegas untuk mencari penghulu. Cukup mudah bagi Ditya, karena baru bertemu dengan satu suster ia langsung tahu dan menyarankannya untuk memanggil ustadz penjaga mushola yang ada di rumah sakit tersebut karena menurut suster. Ustadz tersebut sudah sering menangani pernikahan mendadak, untuk keluarga pasien yang ada di rumah sakit ini. Ditya pun langsung mengunjungi dan meminta ustadz tersebut untuk ikut bersamanya dan bersedia menjadi penghulu pernikahannya dengan Anaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditya & Anaya
RomanceMemiliki kepribadian pendiam, membuat Anaya juga diam-diam menutupi status pernikahannya. Seperti apa sebenarnya, kehidupan mahasiswa yang sudah menikah itu ? Baca yukk, janga lupa vote juga yah...