Dua minggu sudah, setelah 3 hari dirawat di rumah sakit karen akecelakaan. Esok hari di sore hari setelah selesai kuliah, Anaya menemani Ditya untuk menyelesaikan revisi bab terakhir skripsinya. Mereka nongkrong di tempat biasa mereka bertemu, kemudian ada dua teman Ditya yang menghampirinya.
"Hei Adit" sahutnya
"Eh.. kalian udah nyampe, duduk-duduk. Kalau mau makan pesen aja yah, plus nanti bayar sendiri" mereka bersalaman ditemani gelak tawa karena candaan Ditya
"Salam kenal mba Anaya, saya Reza dan yang ada di sebelah saya si Adi. Kami teman dekat Ditya" ucap Adi
"Salam kenal juga, kalian kok udah tahu nama saya ?"
"Kami tahu dari Ditya, sejak setelah kalian menikah. Dia juga sering cerita tentang kamu tahu !" ucap Reza
"O yah.., cerita tentang apa kak ?"
"Kesepian, kangen, nyaman, Uppp" mulutnya ditahan oleh Ditya
"Udah-udah stop" kata Ditya
"Apaan si loe dit, gapapa kali biar mba Anaya tahu kalau kau sangat men-cin-tai dan men-nya-yangi-nya" ucap Reza menekankan suaranya dan Anaya menanggapinya dengan tersenyum
"Tuh kan, istri loe jadi berbunga-bunga" ketus nya
"Aduh.. gue salah gak yah ngundang kalian kesini, revisi skripsi gue jadinya belum selesai-selesai" ucap Ditya
"Ah.. apaan si, kan loe yang ngundang kita. Biar kita tahu perempuan yang beruntung karena udah menikah sama loe" kata Reza
"Iya si.., yaudah sekarang kalian pesen makanan aja. Gue tahu kalau kalian banyak ngomong, pasti karena lapar" jawab Ditya
"Nah.. itu loe tahu, tapi nanti bayarin ya dit. Saku gue udah mulai menipis nih" kata Adi
"Oke-oke, nanti gue yang bayarin"
Merekapun memesan makanan, sambil makan mereka berfokus mengajak ngobrol Anaya dan membiarkan Ditya mengerjakan revisi skripsinya. Mereka bercerita tentang oraganisasi-organisasi yang diikuti, politik, kampus, dan lainnya, termasuk membahasa hubungannnya dengan Ditya.
"Mba Anaya sama Ditya lagi nungguin kelahiran Anak yah ?" kata Adi
"Uhukkk" Anaya yang sedang minum terkejut dan tersendak
"Sayang, kamu kenapa ?" Ditya kaget dan mendekatinya
"Ehm.., nggak papa mas. Cuma tersendak aja"
"Sory ya, kalau pertanyaan gue bikin kalian terkejut"
"Nggak papa kak, gak perlu minta maaf juga" ucap Anaya yang sudah membaik
"Gue sama Anaya belum ngerencanain itu, kita masih sama-sama mau fokus nyelesain kuliah dulu" Ditya menjawab
"Ouh.. gitu yah" jawab Reza
"Dit, gue sama Reza pergi duluan yah. Kita mau nongkrong sama teman-temen yang lain" ucap Adi
"Ah kalian, udah kenyang mau langsung pergi lagi. Ok deh.."
"Makasih yah. Bye.. dit, sampai bertemu lagi nanti mba" ucap Adi
"Ok kak, hati-hati di jalan yah"
"Siappp" jawab Adi
Reza dan Adi pergi, kini mereka tinggal berdua. Ditya melanjutkan menyelesaikan revisiannya dan Anaya kembali membaca buku. Waktu berlalu cukup lama, kegiatan mereka sama-sama diselingi oleh obrolan yang ada. Kemudian skripsi Ditya sudah selesai di revisi.
"Alhamdulillah.., udah selesai sayang"
"Syukurlah, semoga habis ini nggak ada revisi lagi ya mas"
"Aamin sayang, terimakasih" Ditya mengelus kepala Anaya
"O iya sayang, mas sedikit membocorkan kenapa tadi mas mendatangkan teman-teman mas"
"Kenapa mas ?"
"Mas mau, istri mas tahu kalau mas tidak menutupi pernikahan kita dari teman-teman dekat mas termasuk anak kelas dan semua perempuan yang mendekati mas" memegangi tangan Anaya
"Beneran ?"
"Iya sayang, dan mas tunjukkan ini agar istri mas tahu. Toh tidak apa-apa kalau mereka tahu tentang pernikahan kita, tentang hubungan kita, tentang status kita. Karena yang menjalani adalah kita, kalau mereka heran dan bertanya-tanya toh kita punya jawabannya"
"Mas benar juga"
"Iya sayang, itu yang ingin istri mas tahu dari mas. Semoga istri mas bisa mengambil hikmahnya" tangan kanannya memegangi pipi kanan Anaya
"Baik mas, terimakasih"
"Sama-sama sayang"
Setelah itu, Ditya mengantarkanAnaya pulang ke kosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditya & Anaya
RomanceMemiliki kepribadian pendiam, membuat Anaya juga diam-diam menutupi status pernikahannya. Seperti apa sebenarnya, kehidupan mahasiswa yang sudah menikah itu ? Baca yukk, janga lupa vote juga yah...