Langkah Baru

16 2 0
                                    

Setelah tiga hari berada di Brebes, Anaya dan Ditya sekeluarga kembali pulang ke Bandung. Ditya tetap bekerja di kantor Sindri, sedangkan Anaya sambil menunggu waktu wisudanya yang kian mendekat. Ia menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan Pena Penulis cabang Bandung sebagai editor penulisan.


"Nanti mas jemput jam 4 yah" ucap Ditya saat mobilnya sampai di depan kantor Anaya bekerja

"Iya mas" bersalaman dan dikecuplah keningnya oleh Ditya

Sore harinya saat Ditya dan Anaya makan ketoprak di pinggir jalan, ia mendapati seorang anak kecil (laki-laki) yang sedang mengambil bekas Aqua di dalam tong sampah di sampingnya.

"Nama adek siapa ?" tanya Anaya yang memiliki rasa empati dan berjongkok dihadapannya

"Bilal"

"Bilal sudah makan ?" memantapkan pandangan matanya kepada anak tersebut

"B..belum kak"

"Mari ikut kakak, kita makan yah" mengelus kepalanya

"Tapi kak" tatapan mata Anaya semakin berbinar dan meyakinkan ajaknnya, kemduian anak tersebut pun akhirnya mengangguk

Ditya kembali memesan 1 porsi ketoprak untuk anak tersebut, dan obrolanpun hadir sambil menemani anak tersebut makan.

"Bilal sudah sekolah ?"

"Saya berhenti sekolah kak"

"Kenapa ?"

"Saya tinggal dengan ibu saya, sekarang ibu saya sakit"

"Ibu sakit apa ?"

"Saya tidak tahu kak"

Anak tersebut berhenti makan dan malah meminta tukang ketoprak untuk memebungkus makanannya.

"Loh.. kok sudah, makanannya kan belum habis" tanya Anaya

"Sudah cukup kak. Ini buat ibu saya" memang, sejak awal makan ia sudah membelah makanannya menjadi dua bagian

"Jangan dek, habiskan saja. Untuk ibu adek, nanti abang belikan lagi" ucap Ditya, yang kemudian memesan makanan lain yang ada di tempat tersebut yaitu satu porsi bubur

"Nggak perlu kak, terimamasih. Ini sudah cukup"

"Nggak papa Bilal"

"Adek tinggal dimana" tanya Ditya

"Disana kak" menunjuk kea rah timur

"Jauh ?"

"Nggak terlalu kak"

"Boleh nggak, kalau kakak main ke rumah adek sambil nengok ibu ?"

"Boleh kak"

Ditya membayar makannya, kemudian ia memasukkan bekas Aqua milik Bilal ke bagasi mobilnya. Sesampainya di rumah Bilal, ibunya sangat berterimakasih karena sudah berbuat baik kepada anaknya.

Sebelum pamit, Anaya memberi Anak tersebut sebagian uang untuk memenuhi kebutuhannya. Bilal dan ibunya sangat bersyukur dan berterimakasih ats pemberiannya tersebut, ia juga memperbolehkan jika kapan-kapan Anaya dan Ditya ingin kembali berkunjung ke rumahnya.

Setelah itu mereka pergi mengunjungi satu per satu tempat bisnisnya untuk mengecek dan mengetahui keadaannya. Bisnis-bisnis tersebut dibangun setelah kepulangan Anaya dari rumah sakit, tujuannya yaitu untuk menambah kesibukan agar bisa terlepas dari kesedihan.

Bersama Ditya, ia juga telah memebuka Kedai Coffee Yanaya, Loundry Yanaya, dan Bengkel yang sudah direnovasi. Semua pekerjaan itu, mereka percayakan kepada orang-orang yang dipercayainya, dan tugas mengontrol dan mengecek berkas di sela-sela pekerjaan pokoknya.

Akan tetapi, setiap hari Jum'at sore setelah pulang kerja. mereka membiasakan diri untuk berkunjung ke makan untuk menghampiri makam Chris dan ayah.


Ditya & AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang