"mari bersulang untuk merayakan hari ulang tahunku!"
"Bersulang!!"
Terdengar suara tabrakan antara satu gelas kaca dengan gelas kaca yang lain. Orang-orang dewasa di sana meneguk habis wine dari gelas masing-masing lalu bertepuk tangan. Senyuman cerah terlihat di wajah mereka seolah tidak ada beban hidup. Di dalam ruangan VIP berukuran sangat luas itu terdapat panggung untuk pemusik atau penari-penari serta meja bar yang terlihat mewah. Ruangan itu disewa satu malam untuk merayakan hari ulang tahun seorang cucu dari salah satu menteri. Ia mengundang teman-temannya termasuk Na Jaemin.
Jaemin yang memang dasarnya bekerja di club malam itu terlihat begitu menikmati acara pestanya. Ia bercengkrama bersama teman-teman 'satu frekuensinya' sesekali menggerakkan tubuh sesuai irama.
"Jaemin terlihat lebih segar dan tampan malam ini." Ujar gadis cantik berambut pirang itu dibalas anggukan setuju dari teman yang lain.
"Ya, benar sekali. Hei apa kau baru saja membeli kalung ini? Bukankah ini kalung keluaran terbaru?" Tanya gadis yang lain.
Jaemin meneguk minumannya lalu menyentuh kalung berwarna emas putih dengan bandul berbentuk dua cincin yang saling menyatu. Ia baru saja membelinya tadi siang setelah menerima bayaran dari Jeon Bin. Dan benar, kalung ini adalah kalung model terbaru yang berasal dari brand terkenal. Harganya nyaris memasuki angka 67 juta untuk satu kalung dan jumlahnya pun terbatas.
"Aku menyukainya dan aku langsung membelinya." Ujar Jaemin memasang senyum terbaiknya.
"Wah terlihat sangat cocok untukmu."
Jaemin mengangguk singkat lalu kembali meneguk minumannya. Pemuda berambut hitam itu asyik sekali bercengkrama dengan teman-temannya, memakan kue, atau menari bersama sampai waktu terus berjalan hingga jarum jam pendek mengarah ke angka 1 berarti hari sudah begitu larut.
Hawa sekitar semakin panas. Semakin banyak tamu yang datang semakin banyak juga penari yang meliuk-liukkan tubuhnya di antara tiang-tiang menyala itu. Banyak pasangan-pasangan yang sudah asyik bercumbu, atau bahkan pasangan-pasangan yang mabuk kini tampak naik ke lantai atas untuk menghabiskan waktu bersama di dalam kamar.
"Kekasihku selingkuh tetapi aku tidak memperdulikannya.... aku mengambil dompetnya lalu aku gunakan untuk belanja.... Hahahahaha!!" Gadis mabuk itu meraih bahu Jaemin dan tertawa disusul teman-temannya yang lain.
Jaemin tertawa kecil sambil menepuk-nepuk punggung temannya tersebut. Inilah yang Jaemin suka dari teman-temannya. Meskipun mereka nakal dan terlanjur masuk ke dalam lingkaran pergaulan bebas setidaknya mereka tidak munafik. Mereka juga tulus berteman dengan Jaemin, bahkan para gadis-gadis itu akan marah jika ada orang asing yang berani menyentuh Jaemin. Yah meski mereka hanya bertemu di kesempatan-kesempatan tertentu tidak sesering Jaemin bertemu dengan Haechan.
Jaemin melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia sempat terkejut sebelum berpamitan kepada teman-temannya karena ia harus pergi ke lantai utama.
"Aku pergi duluan. Selamat ulang tahun." Jaemin mengecup pipi teman lelakinya itu lalu mengedipkan satu matanya. Ia pun berjalan dengan anggun menuju lantai utama dimana biasanya ia duduk menunggu pelanggannya.
Sesampainya ia di lantai bawah, ia merogoh saku celana ketatnya kemudian mengeluarkan sebatang rokok dari dalam kotak. Jaemin segera menyalakan rokok tersebut dan hendak berjalan menghampiri meja bar dimana Haechan sedang sibuk melayani tamu. Tetapi tiba-tiba pinggangnya dipeluk dari belakang lalu dibawa ke sebuah pilar di sana.
Jaemin hendak marah tetapi ketika ia berbalik, kedua mata sengitnya berubah menjadi berbinar seperti baru saja melihat bongkahan uang. Ya, sepertinya memang benar bongkahan uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] positions. | JenoJaemin
Fanfiction[REVISI] Terakhir kali Jeno melihatnya, dia hanyalah seorang anak laki-laki labil yang tidak mengerti apa itu cinta. Penampilannya culun, senyuman lebar seperti badut, dan rambut berbentuk mangkuk. Namun semuanya berbeda ketika Jeno datang ke sebuah...