Chapter 19 : Hot breakfast

32.8K 3.4K 247
                                    

Malam itu Jaemin merasa tubuhnya benar-benar hancur sehingga kini ia terbangun dengan ringisan dari bibirnya. Ia mengerjapkan kelopak mata berbalut bulu mata yang lentik, mengusap bibirnya sendiri sebelum beranjak. Ia melihat gaun tidurnya yang sudah hancur tergeletak di atas lantai, begitu juga dengan kaos milik Jeno.

Jeno.

Dimana dia?

Kepalanya berpaling ke samping. Tatapannya mendadak cerah melihat sosok Jeno tertidur pulas dengan tubuh setengah telanjang. Memeluk boneka kelinci milik Jaemin yang memang selalu berada di atas kasur selama ini. Punggung kekarnya dipahat setegas mungkin, surai hitamnya acak-acakan, dan wajah damainya terlihat tampan.

Biasanya pelanggan Jaemin akan langsung pergi setelah mengatasi nafsu mereka sehingga Jaemin akan terbangun sendirian di atas kasur.

Tapi Jeno tidak pergi meninggalkan Jaemin. Malah ia tertidur dengan lelap dan nyaman.

Kemudian Jaemin memutuskan untuk segera membersihkan dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Membaluri sekujur tubuh dengan cairan sabun dan sampo beraroma stroberi kesukaannya. Terkadang Jaemin juga akan memakai cairan beraroma mint atau kayu manis, tergantung suasana hati.

Setelah berpakaian juga memakai pelembab bibir Jaemin keluar dari kamar. Ia segera menggeser pintu balkon agar udara segar bisa keluar masuk dengan leluasa. Seperti biasa ia akan menghabiskan satu batang rokok sambil memandangi gedung-gedung apartemen yang lain juga perkotaan. Terlihat sangat sibuk karena jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Tadi malam... sangat luar biasa.
Jeno seolah tidak melepaskan Jaemin begitu saja setelah permainan mereka berakhir. Perkataan kotor yang terlontar dari bibir tipisnya membuat Jaemin terbuai dengan suasana panas itu. Cekikan, tamparan, dan ciuman. Semuanya Jaemin dapatkan secara gratis dari seorang lelaki sepanas dan setampan Jung Jeno.

Bodoh.
Setelah mereka berpisah di bangku SMP hanya karena sebuah hadiah buku catatan harian, kini mereka bersatu lagi di atas ranjang sebagai orang dewasa.

Setelah membuang putung rokok yang tersisa ujungnya saja, Jaemin pun berbalik lalu berjalan menuju dapur. Mengambil kemasan berisi kue beras juga kemasan berisi saus yang dibekukan. Ia mulai membuat sebuah tteokpokki saus wijen untuk dirinya sendiri.

Dan Jeno mungkin?

Bahan makanannya hanya cukup untuk satu porsi, mungkin Jaemin akan membaginya menjadi dua. Menyiapkan dua mangkuk kecil lengkap dengan sendok dan sumpit sebagai pelengkap. Ia juga menyiapkan teh dingin di dua gelas kaca.

Baiklah, Jaemin mirip seperti seorang istri yang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Ia tidak pernah membuat dua porsi makanan sebelumnya, terasa sangat asing.

"Hei." Suara berat yang terdengar serak itu membuat Jaemin menoleh. Ia menatap Jeno yang baru keluar dari kamar dengan setengah telanjang. Dengan tidak tahu malu Jeno berjalan mendekati Jaemin dalam keadaan hanya memakai bokser yang ketat.

Ia berdiri di sebelah Jaemin. Memandangi sepasang tangan Jaemin yang menuangkan teh ke dalam gelas kaca.

"Ini untukku?" Tanya Jeno bermaksud menggoda Jaemin.

"Menurutmu?"

"Hei ayolah, dimana dirimu yang seksi itu?"

Dalam sekali gerakan Jeno meremas salah satu pipi pantat Jaemin dan tangannya beranjak naik ke punggung lelaki bermarga Na tersebut. Memandangi wajahnya dari samping, jika boleh jujur Jaemin terlihat cantik pagi ini.

Mereka pun memakan hidangan bersama dalam keheningan.
Jaemin sibuk menggulir laman toko online sambil mengunyah sedangkan Jeno sibuk memandangi sosok itu. Tersenyum samar lantas meminum teh yang sudah disediakan hingga tandas.

[REVISI] positions. | JenoJaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang