🔞 sex scene, smut.
Jeno baru saja kembali dari studio pemotretan. Ia membuka pintu apartemen lantas melepas sepatunya. Lelaki kelahiran April itu pun melangkah menuju ruang tengah untuk meletakkan barang-barangnya terlebih dahulu sebelum membuka kemeja yang ia kenakan hingga tubuh atletisnya itu terpampang bebas. Sambil melangkah menuju kamar mandi, Jeno melepas gespernya dalam sekali gerakan.
Ah, tubuhnya begitu lelah dan lengket. Ia harus segera mandi lalu tidur.
Jeno menyalakan pancuran air. Menyetelnya sejenak agar air dingin itu berubah menjadi air hangat. Tubuhnya berdiri di bawah pancuran air, memejamkan mata seolah menikmati rintik air yang membuat uap embun. Surainya ia sisir ke belakang menggunakan kedua tangan, secara tidak langsung memamerkan otot-otot di lengan juga urat-urat yang mencuat.
Setelah memastikan tubuhnya bersih, lelaki itu melangkah keluar dari boks mandi. Meraih handuk untuk mengeringkan tubuhnya lantas melingkarkannya di pinggang untuk menutupi area privasi.
Detik berikutnya ia melangkah keluar kamar mandi. Handuk kecil yang ia bawa ia gunakan untuk mengeringkan rambut seiring tubuh tingginya berdiri di dekat jendela. Pemandangan dari lantai ini sangatlah indah, lampu-lampu di kota seolah memanjakan mata.
Jeno menghirup nafas dalam sebelum menghembuskannya perlahan. Ia harus segera beristirahat sekarang, masih ada pekerjaan yang belum rampung untuk besok.
"Mmhh..."
Lenguhan pelan itu berhasil mengusik indra pendengaran Jeno, disusul dua lengan kurus yang memeluk pinggangnya dari belakang. Si pelaku menempelkan pipi di punggung kekar tersebut.
"Jaemin?" Tanya Jeno sambil mengerutkan kening. Ia pun segera membalikkan tubuhnya, terkejut melihat kekasihnya berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan sendu.
Oh, damn.
Jeno memandangi Jaemin dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tubuh semampai itu dibalut crop top berwarna hitam, bawahannya dikenakan hot pants dengan stoking jaring sebagai pemanis. Surai panjang itu dibiarkan terurai dan satu lagi, Jaemin merias dirinya dengan riasan yang cukup berani terutama di bagian bibir.
Lipstik merah mengkilap kesukaan Jeno.
"Aku cantik 'kan?" Tanyanya lalu memutar tubuhnya sesaat. Jeno meneguk ludahnya sendiri begitu menyadari bahwa celana super pendek yang Jaemin pakai hanya menutupi setengah pantat kenyal itu.
"Seksi..." Kedua tangan Jeno meraih pinggang Jaemin mendekat. Jaemin tersenyum malu lalu mendekatkan wajah mereka, saling memberi tatapan intens yang memuja hingga akhirnya Jaemin mengusap sebelah dada bidang Jeno.
"Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu." Ujar Jaemin. Ia meraih kedua pergelangan tangan Jeno lalu mengarakannya ke arah bokong tersebut, "ini makananmu Jeno-ssi."
Jeno menyeringai, "terima kasih untuk itu. Aku tidak akan menyisakannnya."
Jeno pun menggendong tubuh Jaemin ke arah kasur. Meletakannya dengan cukup kasar sebelum keduanya beradu bibir. Jaemin melumat bibir dan lidah Jeno, menyecap rasa mint yang begitu kentara. Menggerakkan lutut sebelah kanannya untuk menggesek selangkangan Jeno secara sengaja hingga pemiliknya melenguh dalam ciuman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] positions. | JenoJaemin
Fanfiction[REVISI] Terakhir kali Jeno melihatnya, dia hanyalah seorang anak laki-laki labil yang tidak mengerti apa itu cinta. Penampilannya culun, senyuman lebar seperti badut, dan rambut berbentuk mangkuk. Namun semuanya berbeda ketika Jeno datang ke sebuah...