Jeno berjalan menuruni tangga rumahnya dengan cepat. Salah satu tangannya menenteng jaket satu tangannya lagi menyisir surai hitam tebalnya ke belakang. Namun, langkahnya terhenti saat ia sampai di ruang tengah dimana keluarganya berkumpul kecuali Mark, mereka sedang memandang serius ke arah televisi. Bahkan Stephen terlihat langsung membuka ponselnya dan menggeser-geser ibu jarinya di atas layar tersebut.
Jeno segera menghampiri mereka lalu menatap ke arah televisi besar tersebut. Keningnya berkerut begitu mendengar namanya disebut beberapa kali oleh pembawa acara. Tak lama layar digantikan dengan sebuah ruangan serba putih yang terdapat dua buah kursi. Kursi sebelah kiri digunakan oleh seorang pewawancara perempuan, dan sebelah kanan digunakan oleh kakaknya; Mark Lee.
"Mark? Bagaimana bisa?" Taeyong menegakkan posisi duduknya. Memandangi anak sulungnya yang kini mengulas senyum.
Rekaman itu diambil beberapa hari yang lalu. Yang ditampilkan di televisi hanya cuplikannya saja, tidak lebih. Pewawancara perempuan itu melontarkan pertanyaannya untuk yang kesekian kali sepertinya pertanyaan terakhir yang menjadi perbincangan banyak orang.
"Mark-ssi, Pertanyaan terakhir untuk wawancara kali ini dan ini mengenai adikmu. Apa baik-baik saja jika aku menanyakan hal ini?"
Mark mengangguk pelan, ia tampak begitu santai sedangkan Jeno tengah mengepalkan tangannya sambil menatap khawatir.
"Banyak penggemar terutama penggemar perempuan menanyakan apakah benar Jung Jeno akan bertunangan dengan Huang Renjun?"
Sontak Jeno pun membulatkan matanya. Sama dengan Stephen yang langsung menoleh ke arah Jeno. Ia menatap khawatir sang kakak yang kini dibanjiri keringat dingin bahkan rahangnya sudah sekeras batu. Stephen berdoa di dalam hatinya, ia harap Mark tidak berbicara yang aneh-aneh.
Di rekaman itu Mark terkekeh kecil, tak disangka ia pun mengangguk sebagai jawaban, "ya benar, menurut rencana keluarga kami, adikku akan bertunangan dengan Renjun dalam waktu dekat. Mereka terlihat serasi bukan?"
"Wow. Apakah ini perjodohan antara kolega bisnis atau..."
"Sepertinya tidak karena mereka saling mencintai tanpa dasar perjodohan antara kolega bisnis. Keluarga kami dan keluarga Huang sepakat akan melaksanakan acara pertunangan mereka dalam waktu dekat."
Lalu layar berganti lagi kembali dengan pembawa berita awal.
"Cuplikan tersebut kini tersebar luas nyaris ke seluruh Asia dan Amerika. Mark Jung, telah mengkonfirmasi tentang gosip simpang siur tentang pertunangan antara Jung Jeno dan Huang Renjun. Kedua pihak keluarga sudah sepakat dengan hal ini, selebihnya mari kita tunggu kabar dari Jung Jeno sendiri."
"Bajingan!" Jeno berteriak membuat keluarganya terkejut. Ia meraih vas bunga berukuran kecil yang terletak di atas meja ruang tengah dan melemparkannya sekuat tenaga hingga televisi besar tuu terjatuh ke depan. Jeno menggeram kesal, ia menginjak-injak layar tersebut hingga televisinya mati begitu saja.
"Hyung, hentikan!" Stephen menarik Jeno ke belakang, dibantu Taeyong yang juga mendorong dadanya. Pria cantik itu merasa sangat terkejut karena Jeno mendadam marah besar, kedua tangannya mendorong dada Jeno semakin mundur karena anak itu semakin memberontak.
"Lepaskan aku! Kalian semua adalah sampah! Bajingan! Kemari kau Jung Minhyung!" Jeno mencoba melepaskan tubuh yang menahannya tetapi gagal karena Stephen mengunci kedua tangannya ke belakang supaya Jeno tidak bisa bergerak lebih banyak.
Mark yang mendengar keributan pun berjalan menuruni tangga karena penasaran. Begitu dirinya sampai di ruang tengah, Jeno langsung menatap nyalang ke arahnya lalu berjalan cepat. Jeno bahkan tidak peduli jika tubuh Taeyong dan Stephen jatuh terhempas ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] positions. | JenoJaemin
Fiksi Penggemar[REVISI] Terakhir kali Jeno melihatnya, dia hanyalah seorang anak laki-laki labil yang tidak mengerti apa itu cinta. Penampilannya culun, senyuman lebar seperti badut, dan rambut berbentuk mangkuk. Namun semuanya berbeda ketika Jeno datang ke sebuah...