Bonus #6 : Pertemuan kedua Keluarga Jung dan Keluarga Na

17.7K 2K 168
                                    

Usia kandungan kelima bulan.
Jaemin mengharapkan calon bayinya berjenis kelamin laki-laki agar memiliki wajah tampan rupawan seperti sang ayah. Namun dengan begitu ia sengaja meminta dokter untuk tidak menyebutkan jenis kelamin si calon bayi agar menjadi kejutan nantinya.

Jeno mengerahkan seluruh tenaganya untuk bekerja, bekerja, dan bekerja. Terkadang wajahnya akan muncul di sampul majalah terutama halaman internet di saat dirinya sibuk dengan berkas-berkas di kantor sang ayah yang membuat kepala pening.

Ini bukan passion-nya tetapi ia harus memaksakan diri untuk menggeser posisi Mark di mata sang ayah meski keduanya sudah berdamai secara tidak langsung. Jeno selalu menyimpan uang yang ia peroleh untuk segala kebutuhan Jaemin maupun bayi mereka nanti. Bagaimanapun juga Jaemin merupakan orang yang suka berfoya-foya, ia tidak segan menghabiskan uang banyak untuk berbelanja di internet saat dirinya malas keluar rumah.

Tidak apa-apa.
Jeno maklumi itu. Sebagai calon suami dan calon ayah muda, ia harus bisa menanggung segalanya meski sulit.

Pria berusia 22 tahun itu menghela nafas panjang saat tubuh lelahnya sampai di elevator. Benda berbentuk kubus itu mengantarnya ke lantai dimana ia tinggal. Seperti biasa, ia akan melihat setumpuk bungkusan paket milik sang istri sehingga kini tugasnya adalah membawa semuanya ke dalam.

Sepertinya Jeno harus menyiapkan sebuah kotak plastik berukuran besar untuk bungkusan-bungkusan tersebut. Agar dirinya tidak mondar-mandi sebanyak tiga kali seperti ini.

Akhirnya Jeno pun mulai memasukkan kotak-kotak itu ke dalam apartemen. Menyusunnya dengan rapi di lemari yang tertanam di dinding, lemari itu berisi beberapa barang yang biasa mereka bawa jika keluar rumah. Setelah itu pun ia segera beranjak menuju ruang tengah. Di sana, kekasihnya sedang duduk di atas sofa sambil memandangi layar televisi seperti biasa.

"Aku pulang." Ujar Jeno. Mengusap surai panjang itu dengan lembut lantas mendudukkan diri di sebelah Jaemin.

Jaemin-nya tersenyum simpul. Namun ada sesuatu yang membuat Jeno memandangi Jaemin dengan tatapan bingung lantas beralih menjadi tatapan menggoda. Di pangkuan Jaemin ada sebuah kaos polos berwarna putih milik Jeno, kaos itu sebenarnya berada di keranjang cucian karena Jeno sempat memakainya untuk pergi ke gym.

"Kenapa kamu mengendusi pakaianku? Itu bau." Ujar Jeno menahan tawa.

Jaemin malah mendelik, bibirnya sedikit mencebik menanggapi pernyataan Jeno, "wangi tau."

"Wangi? Kamu bisa ambil pakaian bersih yang lain. Ah..." Jeno pun menyeringai kecil, "apa kamu horny karena aroma keringatku?"

"Jika saja bukan kemauan anakmu ini, aku tidak sudi mengendusi aroma tubuhmu itu! Huh." Lalu Jaemin pun melempar kaos itu ke wajah Jeno. Meraih remote televisi untuk mengganti chanel. Sangat membosankan.

Keduanya menonton tayangan di televisi. Perlahan-lahan Jaemin menyenderkan kepalanya ke bahu Jeno lalu menyatukan jari-jari mereka. Sambil memberikan usapan hangat di punggung tangan Jaemin, Jeno mulai memejamkan matanya. Ia merasa cukup lelah hari ini, ia ingin segera beristirahat namun sebaiknya ia beristirahat bersama Jaemin saja nanti.

Tidak lama kemudian ponsel Jeno berdering. Si pemilik membuka sepasang kelopak mata sebelum meraih ponselnya. Ia mengerutkan kening, sedangkan Jaemin tampak mengintip ke layar ponsel kekasihnya.

"Siapa?" Tanya Jaemin.

"Appa."

Lantas Jeno segera menerima panggilan tersebut. Ia berdehem singkat sebelum menyapa sang ayah, di seberang sana Jaehyun mulai membuka mulutnya.

[REVISI] positions. | JenoJaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang