Bonus #5 : Kamu masih mencintainya?

20.3K 2.2K 90
                                    

Jaemin memarkirkan mobilnya di area parkir super market. Mematikan mesin mobil kemudian segera meraih ponsel dari dashboard lantas menyelipkannya di saku mantel termasuk kunci mobil. Udara di luar cukup dingin hari ini sehingga mengharuskan Jaemin memakai pakaian hangat.

Ia memandangi sekitar. Tidak terlalu ramai jadi ia bisa segera masuk ke dalam super market tanpa mengkhawatirkan apapun. Jaemin benci jika harus berhadapan dengan awak media yang mengenali wajahnya meski Jaemin sendiri sudah memakai masker bahkan ia juga sudah memotong rambutnya dan mengecatnya dengan warna hitam pekat.

Lelaki 22 tahun itu berjalan cepat masuk ke dalam tempat itu. Menarik keranjang dorong lalu segera berjalan menuju lorong berisi bahan makanan.

Sebenarnya Jeno ingin mendampingi Jaemin untuk berbelanja siang ini, hanya saja ia memiliki jadwal pertemuan dengan rekan kerja di kantor. Jadi Jaemin berangkat seorang diri, ia tidak keberatan kok. Lagipula Jaemin juga ingin menghabiskan waktu sendirian di luar.

Buah-buahan, daging, sayuran, bumbu dapur, juga beberapa kebutuhan pribadi sudah Jaemin simpan di dalam keranjang dorong. Sesekali ia membaca daftar kebutuhan di memo ponsel dan memeriksa barang-barang di dalam keranjang. Memastikan bahwa ia tidak melupakan satupun. Setelah itu Jaemin mengambil dua pak susu pisang juga yogurt stroberi kesukaannya.

"Kenapa berat sekali?" Monolognya saat mendorong keranjang dorong yang sudah terisi penuh. Lelaki yang sedang hamil muda itu berjalan pelan menyusuri lorong lain untuk melihat-lihat, barangkali ada barang yang ingin ia beli nantinya.

"Hei."

Suara halus dari mulut seseorang membuat pergerakan Jaemin terhenti. Sepasang kaki berbalut sepatu berwarna putih itu menghentikan langkahnya dan sang empu menoleh, melihat seorang lelaki yang wajahnya tertutupi oleh sebuah masker dan juga kepalanya tertutupi oleh sebuah topi.

"Oh, Renjun." Ujar Jaemin memberi tatapan ragu pada sosok bernama Renjun itu. Renjun mengangguk, di balik maskernya ia tersenyum tipis.

"Sendirian?" Tanyanya.

"Seperti yang kau lihat."

Renjun mengangguk, ia pun meletakkan dua kotak susu putih ke dalam keranjang Jaemin sebelum mengambil posisi untuk mendorong keranjang tersebut, "sebaiknya jangan pergi sendirian di saat hamil muda. Bahaya untuk keselamatan calon ibu dan juga calon bayinya."

Kemudian keduanya melempar kekehan kecil. Berjalan berdampingan menuju meja kasir yang cukup sepi untuk membayar tagihan. Renjun mempersilahkan Jaemin menyelesaikan tagihannya lebih dulu, membantu memindahkan barang dari keranjang ke meja kasir.

Setelah keduanya selesai, akhirnya Renjun membawa banyak kantung plastik menuju mobil Jaemin. Menyusunnya di bagasi meski ia harus kembali ke dalam super market untuk mengambil barang yang tersisa.

"Maaf jika aku merepotkanmu, Renjun-ah." Ujar Jaemin saat melihat Renjun keluar dari tempat perbelanjaan itu untuk yang kedua kali.

"Tidak apa-apa. Jangan khawatir." Lelaki bermarga Huang itu pun menoleh ke belakang mereka. Mengerutkan kening saat melihat beberapa perempuan mulai berkerubung dan mengeluarkan ponsel mereka untuk mengambil foto Renjun tanpa izin. Selain itu mereka juga bisa mengenali sosok Na Jaemin meski Jaemin sudah menutupi sebagian wajahnya menggunakan masker.

"Jaemin-ah, masuklah. Aku akan menyusunnya dulu." Dengan cepat Renjun membuka pintu mobil dan meminta Jaemin untuk masuk ke dalam. Renjun membenarkan posisi topinya lalu menutupi kepalanya lagi menggunakan tudung mantel agar aman dari sambaran kamera.

[REVISI] positions. | JenoJaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang