Usia kandungan Jaemin memasuki bulan ke-4
Kami baru saja memeriksa kondisi terkini kandungannya ke dokter
Calon bayinya sehat, berkembang dengan baik karena gizinya terpenuhiMinggu depan aku akan berbicara kepada orang tua kami tentang hal ini
Aku sudah menyiapkan diri
Merangkai kata-kata agar tidak terlihat bodoh nantinya
Ah sepertinya aku memang bodoh dan pengecut. Bajingan Jung JenoAku akan menulis catatan harianku nanti lagi, aku harus menemani Jaemin menonton televisi
- Jung Jeno, April 02
Jeno menutup buku catatan hariannya. Menghela nafas panjang kemudian meregangkan tubuhnya yang cukup kaku. Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, sebaiknya ia pergi menemui Jaemin yang sedang menonton televisi di ruang tengah sendirian.
Jaemin memutuskan untuk menginap di apartemen Jeno dua hari ke depan. Seperti biasa karena keinginan si calon bayi yang selalu ingin dekat dekat dengan ayahnya. Lelaki bersurai pirang itu terduduk di ruang tengah sambil memakan cemilan stroberi beku. Memakai piyama hangat bergambar kepala bebek dengan selimut bulu menyelimuti tubuh bagian bawah.
Perhatiannya teralih begitu mendengar suara pintu tertutup. Sepasang mata bundarnya melihat Jeno berjalan mendekat sambil mengusap surainya ke belakang. Ah, kekasihnya sangat tampan.
"Masih banyak cemilan di kulkas jika kamu mau, aku bisa ambilkan." Ujar Jeno sebelum mendudukkan diri.
Jaemin pun menggeleng, "ini sudah cukup, appa." Suaranya dibuat seimut mungkin sehingga Jeno tersenyum tanpa menunjukkan gigi. Lelaki mapan itu pun duduk di ujung kaki Jaemin lalu memangkunya. Memberikan pijatan kecil agar pujaan hatinya itu merasa nyaman.
Jaemin sendiri tidak bisa mengalihkan pandangannya. Wajah itu bagikan pahatan yang sangat indah. Hidung tingginya, bibir tipisnya, dagunya, tulang rahangnya, dan mata elangnya. Jaemin menggigit bibir. Ia hampir lupa jika Jeno adalah miliknya sekarang.
Berawal dari dibenci, berubah menjadi dicintai. Waktu berlalu sangat cepat. Jeno sangat mencintai Jaemin melebihi apapun di dunia yang luas ini, Jaemin adalah prioritas utama baginya.
"Bagaimana jika malam itu aku tidak datang ke klub dan merokok di kursi bar? Mungkin kita tidak akan pernah bertemu." Ujar Jaemin.
Jeno pun menoleh, memberi tatapan teduh yang berhasil membuat jantung Jaemin berdegup lebih cepat dari biasanya, "hm?"
"Dimana Jung Jeno si pangeran sekolah yang menolakku mentah-mentah? Ah rasanya dia sudah menghilang entah kemana."
Sontak Jeno pun terkekeh renyah. Menghasilkan ladang kupu-kupu di perut Jaemin. Jeno tahu kemana arah pembicaraan ini sebenarnya. Cukup menarik.
"Bocah bodoh itu sedang duduk di depanmu. Menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk Na Jaemin."
Keduanya tersenyum. Jeno pun mendekatkan wajahnya dan memandang lurus ke arah sepasang mata Jaemin yang berbinar, "saranghae.."
"Na-do." Kemudian mereka bertukar ciuman. Memejamkan mata, menikmati kehangatan serta kenyamanan yang melanda. Jeno mengusap pipi tembam Jaemin lantas menggenggam tangan kekasihnya di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] positions. | JenoJaemin
Fanfiction[REVISI] Terakhir kali Jeno melihatnya, dia hanyalah seorang anak laki-laki labil yang tidak mengerti apa itu cinta. Penampilannya culun, senyuman lebar seperti badut, dan rambut berbentuk mangkuk. Namun semuanya berbeda ketika Jeno datang ke sebuah...