#31 : Bahtera

2.2K 353 47
                                    

"Alhamdulillah ya mas, masalah tentang Andrico dan Anthon sudah selesai. Semoga Aifa dan Azzam bisa tetap tenang sekarang" ucap Hanum

"Aamiin" jawab Kamil

Tung ... Tung... Tung...
"Assalamu'alaikum"

Hanum dan Kamil saling menatap, berusaha menebak siapa yang mengetuk pagar rumah mereka

"Biar aku aja yang buka ya sayang" ucap Kamil bangkit dari tempat duduknya.

Kamil mengintip dari jendela, ia segera membuka pintu untuk membuka pagar. Ia sangat mengenal tamu itu, itu Ibunya.

"Waalaikumsalam, MasyaAllah Ibu? Kenapa ga bilang dulu kan Luqman bisa jemput Ibu" ucap Kamil, sambil mencium punggung tangan ibunya

"Ibu kesini mau lihat cucu ibu dong"

"Cucu?"

"Anaknya Azzam bukan anak kamu! Nanti anterin ya!"

Kamil terdiam, ia membantu mengangkat barang Ibunya dan mempersilakan Ibunya masuk.

"Ibu? Silakan duduk" ucap Hanum ia mengangkat tangannya untuk mengalami mertuanya namun, ibu Kamil mengabaikan nya dan langsung duduk. Hanum segera ke dapur membuatkan minuman.

Sementara itu Kamil tampak membantu Hanum lalu membantu membawa nampan berisi minuman dan cemilan ke ruang tamu,

"Kalau begini apa bedanya kamu yang sekarang sama saat masih lajang?" Celetuk Ibunda Kamil,

"Jelas beda dong Bu, dulu Abang kan tinggal sendirian sekarang berdua" jawab Kamil

"Kalau kamu masih harus melayani diri kamu sendiri, untuk apa kamu menikah!" Ibu Kamil

Kamil terdiam mendengar ucapan Ibunya, ia melihat ke arah istrinya ia yakin Hanum terluka saat ini,

Kamil menggenggam tangan Hanum, ia tersenyum

"Bu, Hanum adalah gadis yang Luqman idamkan sedari dulu.
Luqman yang sudah memperjuangkannya, Luqman yang memilihnya. Karena Luqman sudah memutuskan untuk mencintainya itu artinya Luqman harus mencintai nya secara penuh, mencintai kelebihannya, juga mencintai kekurangannya. Bu, sebelum Luqman menikah dengannya dia adalah gadis yang sempurna, berbakat dan berkompeten. Tapi setelah menikah kehidupannya berubah dan dia tidak pernah menyalahkan Luqman, jika demikian apakah layak Luqman harus menyakiti hatinya?" Ucap Kamil

"Luqman tau Luqman salah, tapi saat itu keadaan benar benar genting. Bu, Luqman tidak meminta apapun selain doa dan restu ibu" lanjutnya

"Ibu capek mau istirahat" ucap Ibunya

"Ya sudah, Luqman beresin kamarnya dulu ya Bu" ucap Kamil yang langsung menuju kamar kosong yang dahulu ia tempati.

"Kamu jadi perempuan mau jadi apa? Mau jadi ratu? Iya? Dilayanin terus sama suami? Kamu pikir anak saya pelayan gitu?"

Hanum terkejut mendengar ucapan mertuanya, ia hanya bisa diam

"Saya gak ngerti ya kenapa Luqman lebih milih kamu yang jelas jelas gak becus jadi istri. Suguhkan minuman buat tamu aja perlu bantuan suami, mending Luqman gausah nikah sekalian kan gak ada yang berubah"

Hanum hanya terdiam, ia tak ingin menambah masalah. Ia tak menyangka mertuanya seperti itu, padahal sebelumnya ia mengenal ibu Kamil adalah seseorang yang lembut dan baik.

"Saya tau kamu gak lumpuh dari lahir, tapi kamu tau diri dong apa bisa kamu melayani suami mu? Kamu tega ngelihat dia nambah beban buat ngurusin kamu segala?"

"Coba aja istrinya itu Asyifa, udah Solehah, pinter pasti dia bisa melayani Luqman lebih baik"

"Iya Bu, ibu benar aku memang tidak layak untuknya. Tapi, maaf BunAku terlanjur mencintainya" batin Hanum

SM 2 : Unsecret Marriage ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang