21. Gelisah

10 2 0
                                    

Rafa gadis yang saat ini sedang melamun di kamarnya. Kamar yang bernuansa feminim, jujur saja sebenarnya Rafa tidak terlalu suka dengan dekorasi yang ada di kamarnya ini hanya saja ini permintaan Mamanya. Bukankah biasanya kamar itu menunjukan kepribadian seseorang tapi tidak dengan Rafa.

Saat ini Rafa hanya melamun memikirkan bagaimana masalahnya dan Taqin cepat selesai. Andai saja tadi Taqin mau berbicara sebentar dengannya pasti masalahnya sudah selesai.

"Apa gue telfon Taqin saja yah" Gumam Rafa.

"Yah lebih baik gue telfon Taqin" Ucap Rafa yang langsung mengambil Handphone nya yang ada disampingnya.

Rafa pun menelepon Taqin tapi ternyata Taqin tidak mengangkatnya. Berkali-kali Rafa menelfonnya tapi tidak di angkat juga.

"Apa Taqin udah tidur?" Tanya Rafa pada dirinya sendiri.

"Yaudah besok aja aku bicara sama dia" Lanjut Rafa.

Saat Rafa ingin berbaring ditempat tidurnya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Pintu kamar pun terbuka dan memperlihatkan sosok Neneknya.

"Nenek"

"Rafa, kamu kok belum tidur" Ucap Nenek Sri yang melihat Rafa duduk diranjangnya.

"Ini mau tidur kok Nek" Ucap Rafa.

Nenek Sri yang tadinya ada di pintu pun masuk kedalam kamar Rafa dan duduk disebelah Rafa.

"Sudah malam lebih baik kamu tidur, malam ini Nenek akan temani kamu disini sampai kamu tidur" Ucap Nenek Sri sambil mengusap kepala Rafa.

Rafa hanya tersenyum dengan perlakuan Neneknya. Dia selalu bahagia jika Neneknya melakukan itu karena baginya itu adalah bentuk kasih sayang Nenek untuknya.

Tak terasa sudah hampir setengah jam Nenek Sri melakukan itu dia melihat Rafa juga tidur setelah memastikan Rafa sudah tidur nyenyak dia meninggalkan kamar Rafa.

****

Taqin pun melakukan hal yang sama seperti Rafa yaitu sedang melamun dikamar. Dia memikirkan ucapan Rafa tadi diRooftop,yah orang yang tadi mendengar ucapan Rafa diRooftop adalah Taqin.

Sebenernya tadi Taqin ingin bertemu dengan Rafa makanya Taqin pergi keRooftop tapi ternyata dia malah mendengar ucapan yang sangat menyakiti hatinya. Andai saja tadi Taqin tidak ke Rooftop mungkin Taqin akan selamanya menganggap bahwa Rafa mencintai dia dengan tulus bukan karena dendam.

Flashback On

Setelah Kharisma pergi meninggalkan Alfin ditaman. Sahabat Alfin keluar dari tempat persembunyian mereka. Tadi awalnya Alfin meminta mereka ikut menemaninya untuk meminta maaf kepada Kharisma. Tapi Sahabatnya tidak ada yang mau menemani Alfin tapi ternyata saat Alfin menemui Kharisma sendirian, mereka semua malah mengikuti Alfin dan bersembunyi dibalik semak-semak yang ada ditaman untuk melihat Alfin minta maaf kepada Kharisma.

"Akhirnya sahabat kita minta maaf juga" Ucap Jonatan yang merangkul pundak Alfin rangkulan persahabatan.

"Kalian kenapa ada disini?" Tanya Alfin.

"Kita mau lihat Lo minta maaf sama Kharisma" Jawab Taqin dengan wajah polosnya.

"Tadi kalian gue ajak gak mau tapi ternyata kalian malah ngikutin gue" Ucap Alfin.

"Terus tadi kalian ada dimana?" Tanya Alfin.

"Kita sembunyi disemak-semak" Jawab Alfat.

"Balik yuk kekelas" Ucap Alfin yang diikuti Sahabatnya.

Tapi tiba-tiba Taqin mencekal tangan Alfat yang ada didekatnya.

Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang