Pagi yang cerah dihari minggu ini secerah hati Rafa. Pagi-pagi begini Rafa sudah berada ditoko Neneknya. Seperti biasa dihari minggu dia akan membantu Neneknya dipagi hari. Tapi kali ini dia juga ada maksud lain yaitu menemui Taqin. Tadi malam Rafa meminta Bunda Tamara untuk menyuruh Taqin ketoko bunganya karena ada yang dibicarakan dengan Taqin walaupun dia juga sedikit digoda oleh Bunda Tamara mengapa dia menyuruh Taqin menemuinya.
"Nenek" Panggil Rafa. Nenek Sri pun menoleh.
"Ada apa Raf?" Tanya Nenek Sri.
"Aku mau ketoko Bunda dulu yah" Izin Rafa, Nenek Sri pun mengganggukkan kepalanya sebagai tanda kalau dia mengizinkan Rafa.
Rafapun meninggal kan toko Neneknya dan berjalan ketoko bunga Bunda Tamara yang ada didepan toko Neneknya.
"Assalamualaikum Bunda" Ucap Rafa.
"Walaikumsalam" Jawab Bunda Tamara.
"Bun Taqinnya ada?" Tanya Rafa.
"Taqinnya belum datang mungkin sebentar lagi dia datang. Ayo kamu masuk dulu" Ucap Bunda Tamara.
Rafapun masuk kedalam dan duduk disofa yang ada didalam toko. Sekitar lima belas menit dia menunggu akhirnya Taqin datang dia menggunakan Kaos hitam dan celana jeans hitam panjang serta sepatu snekres putih. Rafapun berdiri menghampiri Taqin.
"Ada apa lo yuruh gue kesini?" Tanya Taqin saat Rafa ada dihadapannya.
"To the poin banget lo. Basa-basi dulu kenapa" Ucap Rafa.
"Gue gak punya banyak waktu" Ucap Taqin dengan cuek.
"Kita semua disuruh nemuin Pak Dave diCafe Mentari karena ada yang mau dia bicarain ke kita" Ucap Rafa.
"Kita semua maksudnya?" Tanya Taqin.
Rafa lupa Taqin kan orangnya sedikit lemot mencerna omongan orang tapi dia tidak lemot saat diberi penjelasan oleh guru. Rafa jadi heran sendiri dengan keanehan Taqin itu.
"Yah gue sama sahabat-sahabat gue dan lo sama sahabat-sahabat lo" Jawab Rafa.
"Ohh. Kalau masalah kayak gini kan lo bisa hubungi gue atau chat gue ngapain lo yuruh gue kesini" Ucap Taqin protes.
"Lo lupa atau gimana kita itu musuh jadi ngapain gue harus simpen nomor lo dihandphone gue" Ucap Rafa.
Sebenarnya Rafa ingin marah-marah dengan Taqin hanya saja dia sedang menjaga image didepan bunda Tamara lagian Rafa kan ingin Taqin jatuh hati dengan dia.
"Oiya ya" Ucap Taqin dengan muka malu. Dia ingat mereka kan tidak pernah akur jadi untuk apa menyimpan nomor musuh.
"Jadi gue minta tolong hubungi semua sahabat lo untuk datang karena Pak Dave yang minta kita datang kesana, gue juga udah hubungi sahabat-sahabat gue" Ucap Rafa.
"Oke. Tapi ini bener kan Pak Dave yang minta?" Tanya Taqin curiga.
Sebenarnya Taqin curiga jika Rafa membohonginya seperti katanya tadi bahwa mereka musuh dan tidak pernah akur.
"Lo gak percaya. Nih liat Pak Dave Chat gue suruh gue bilangin lo pada" Ucap Rafa sambil memberikan Handphonenya kepada Taqin.
Sekarang Taqin percaya karena memang disana Pak Dave menyuruh mereka berkumpul di Cafe Mentari jam sembilan Pagi. Taqin juga penasaran bagaimana Rafa punya nomornya Pak Dave sedangakan mereka belum membuat Grup kelas tapi ya sudah lah ngapain Taqin kepo dengan itu semua.
"Eh terus kenapa lo bilang kegue kenapa gak sama Jonatan dia kan tetanggo lo" Ucap Taqin.
Rafa lupa dia punya musuh yang menjabat sebagai tetangganya juga. Tapi sebenarnya Rafa kan ingin mudos biar dia dekat sama Taqin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa SMA
Teen FictionPutri Ma'ulidah seorang Bad girl dan Alfin Nugroho seorang Bad boy mereka adalah musuh bebuyutan. Mereka selalu berdebat untuk masalah sekecil apapun dan jika bertemu mereka akan selalu ada pertengkaran. Akankan Ma'ul dan Alfin bisa berdamai?atau m...