Dihari minggu yang cerah ini Rafa sudah siap didapur padahal ini masih pagi. Sebenarnya Rafa masih ingin tidur dikasurnya yang empuk itu hanya saja dia sudah berjanji akan mengantarkan Neneknya ketoko kue karena Kakak dan Om sedang sibuk dengan urusan mereka.
"Nek gimana pas gak bumbunya?" Tanya Rafa.
Rafa sedang membantu neneknya memasak. Entah kenapa tiba-tiba dia ingin memasak juga. Rafa memang bisa memasak hanya saja tidak terlalu jago. Hanya masakan biasa saja seperti nasi goreng,sup dan bubur itupun tidak enak-enak banget.
"Sudah pas segitu saja" Jawab Neneknya.
"Eh itu kotak makan buat siapa Raf?" Tanya Nenek Sri.
Setelah melihat kotak makan disebelah Rafa.
"Itu buat Bunda Tamara Nek. Kan kemarin aku udah diajarin dia matematika dan juga membuat karangan bunga" Jawab Rafa.
Rafa juga tidak menyangka bahwa bunda Tamara Jago matematika pantas saja Taqin sangat jago matematika. Sebenarnya saat Taqin bilang bahwa mereka belajar dengan Bunda Tamara dia sedikit tidak percaya bahwa Bunda Tamara bisa tapi ternyata saat mereka belajar Bunda Tamara menjelaskan dengan sedetail mungkin soal rumasnya dan angka mana saja yang harus dijumlah dikurang dibagi dan dikali. Disitulah dia baru tau kalau Bunda Tamara dulunya mendapatan juara satu olimpiade Matematika tingkat Nasional.
"Kenapa gak kamu bawakan saja kue buat Bunda Tamara?" Tanya Nenek Sri.
"Masa kue terus Nek. Yah kadang-kadang makanan lah Nek lagian kan Rafa bisa masak sendiri gak beli" Jawab Rafa.
"Ya udah terserah kamu, itu udah selesai belum. Kalau sudah kamu ke meja makan kita sarapan. Nenek mau panggil Om sama Masmu dulu" Ucap Nenek Sri.
"Ok siap Nek. Ini juga tinggal sedikit lagi" Ucap Rafa dengan berteriak karena Nenek Sri sudah pergi dari dapur.
Setelah mematikan kompornya Rafa meletakan Nasi Gorengnya diatas mangkuk besar dan juga menuangkan Sup yang dia buat kedalam kotak makan untuk dia berikan ke Bunda Tamara. Setelah semuanya siap Rafa membawa Nasi Goreng ke meja Makan.
"Wih kayaknya enak tuh" Ucap Liko yang datang tiba-tiba.
"Iya dong buatan siapa dulu Rafa gitu loh" Ucap Rafa membanggakan.
"Sok kamu paling juga itu masakannya Nenek" Ucap Liko.
Setelah mengatakan tadi Liko langsung duduk dikursi yang berhadapan dengan Rafa.
"Tuh ponakan kamu aja udah pada duduk masa kamu masih mau molor aja" Omel Nenek Sri ke pada Muttaqin yang baru saja duduk di sebelah Liko.
"Wah parah masa jam segini baru bangun Om" Ejek Liko.
"Ini semua juga gara-gara Lo" Balas Muttaqin.
Muttaqin memang memanggil Lo Gue kepada Liko walaupun Muttaqin Om nya Liko, Liko lebih tua dibandingkan Muttaqin mereka hanya beda 1 tahun.
Nenek Sri yang melihat Cucu dan Anaknya yang saling mengejek langsung menhentikannya.
"Eh sudah-sudah. Lebih baik kita sarapan saja" Ucap Nenek Sri.
Mereka pun menurut dan langsung memakan sarapan mereka. Setelah beberapa menit mereka pun selesai sarapan.
"Nek Liko berangkat dulu yah" Ucap Liko langsung berdiri.
"Eh tunggu" Cegah Muttaqin sambil meletakan gelas dimeja.
"Gue ikut sama Lo" Lanjutnya."Ya udah Ayo" Ucap Liko.
Mereka pun pamit ke Nenek Sri dan langsung pergi meninggalkan meja makan. Setelah Muttaqin dan Liko pergi Rafa langsung membantu Nenek Sri membersihkan meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa SMA
Teen FictionPutri Ma'ulidah seorang Bad girl dan Alfin Nugroho seorang Bad boy mereka adalah musuh bebuyutan. Mereka selalu berdebat untuk masalah sekecil apapun dan jika bertemu mereka akan selalu ada pertengkaran. Akankan Ma'ul dan Alfin bisa berdamai?atau m...