4.Kebersamaan

75 12 0
                                    

Sekolah sudah bubar sepuluh menit yang lalu tapi Ma'ul serta sahabat-sahabatnya belum pulang karena baru saja menyelesaikan hukuman mereka. Sekarang mereka sedang berjalan dikoridor. Alvi yang heran dengan sikap Rafa yang dari tadi diam saja pun bertanya

"Ra, lo kenapa sih dari tadi diam aja?" Tanya Alvi.

"Gue gak papa" Jawab Rafa dengan singkat

Sahabat yang lainnya pun merasakan seperti itu juga bertanya kepada Rafa.

"Iya Ra, kenapa kamu diam aja dari tadi, biasanya kamu sama Fifi selalu meladeni omongan sahabat-sahabat Alfin, tapi kali ini kamu dia aja" Ucap Kharisma yang dianggukki oleh sahabat-sahabatnya.

"Gue gak papa kok kha" Ujar Rafa.

"Lo ingat sama dia Ra?" Tanya Ma'ul tiba-tiba.

Memang Ma'ul sangat peka terhadap perasaan sahabat-sahabatnya. Dan Ma'ul sangat tau jika Rafa sudah seperti itu pasti dia ingat dengan Dia seseorang dari masa lalunya.

"Iya" Jawab Rafa pelan dengan mata berkaca-kaca.

"Udahlah Ra, gue gak mau liat Rafa dua tahun yang lalu gue mau liat Rafa yang dua tahun sekarang ini" Ucap Fina sambil merangkul bahu Rafa.

"Iya bener tuh yang dikatakan Fifi, lo harus semangat, gue gak mau liat Rafa yang cengeng gue mau liat Rafa yang galak" Ucap Alvi sambil tersenyum menyemangati Rafa.

"Semangat" Teriak mereka semua.

Rafa pun tersenyum, dia merasa beruntung karena memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada dan menyemangati dia dikala suka maupun duka.

Tanpa disadari mereka semua Alfin dan sahabat-sahabatnya memperhatikan mereka semua. Saat Alfin ingin berjalan menemui mereka Alfat langsung menahan tangan Alfin.

"Fin, udah jangan cari masalah sama mereka lagi" Cegah Alfat.

"Tapi, Fat mereka udah buat kita dihukum" protes Alfin.

"Fin, kita juga salah jadi pantes kalau kita dihukum, dan gue gak pengen kita terus-terusan cari masalah sama mereka, udah kita pulang aja" Ucap Alfat sambil menarik paksa tangan Alfin dan diikuti sahabat-sahabatnya dari belakang.

                              ****

Ma'ul sudah sampai dirumahnya dia hanya bisa tersenyum miris melihat rumahnya yang selalu sepi. Biasanya dirumah lain pasti ada ibu yang menyambut anak pulang dari sekolah sedangkan dia ditunggu ibunya dirumah saja tidak.

"Assalamualaikum" Ucap Ma'ul.

"Walaikumsalam" Jawab Bi Nah.

Bi Nah adalah pembantu dirumah Ma'ul dan yang selama ini menemani Ma'ul. Sebenarnya Ma'ul dirumah tinggal dengan dua pembantunya dan tiga Satpamnya. Ma'ul bukan anak tunggal satu-satunya dia adalah anak ke-empat dari lima bersaudara tetapi dua kakaknya sudah menikah dan satu kakaknya kuliah dibandung, sedangkan adiknya yang masih SD ikut kedua orang tuanya pindah ke yogyakarta. Karena orang tuanya membuat proyek disana karena itulah orang tuanya tinggal disana. Dan membuat Ma'ul tinggal dijakarta sendiri, dulu Ma'ul ingin ikut dengan orang tuanya tetapi dia sudah berjanji pada sahabat-sahabatnya bahwa mereka akan sekolah diSMA yang ada dijakarta.

"Non, mau makan dulu atau mandi dulu?"  Tanya Bi Nah.

"Saya mau mandi dulu bi" Jawab Ma'ul.

"Ya sudah kalau begitu saya mau kembali ke dapur dulu" Pamit Bi Nah yang hanya diangguki oleh Ma'ul.

Saat Bi Nah sudah kembali kedapur Ma'ul langsung naik keatas kedalam kamarnya.

Tiga puluh menit kemudian Ma'ul sudah turun dan mencari Bi Nah.

"Bi Nah" Panggil Ma'ul.

"Iya non" Jawab Bi Nah sambil berlari dari luar.

"Loh bi kok bibi dari luar?" Tanya Ma'ul

"Itu non diluar ada sahabat-sahabat nona" Jawab Bi Nah.

"Oh, ya udah suruh masuk aja bi" Kata Ma'ul.

Tak lama sahabat-sahabat Ma'ul masuk sambil berteriak-teriak yang membuat Ma'ul ingin mengusir mereka.

"Berisik" Kata Ma'ul.

"Hehe Sorry Ma" Ucap Fina sambik cengegesan.

"Kalau mau kerumah orang itu harus main masuk aja" Omel Ma'ul.

"Kita udah dari tadi salam kali Ma" Ucap Alvi.

"Kalian udah makan belum?" Tanya Ma'ul.

"Belumlah Ma" Ucap Rafa.

"Ya udah kita makan" Ajak  Ma'ul.

"Makasih Ma" Ucap mereka semua.

Mereka langsung duduk dikursi masing-masing.

"Bi Nah ikut makan kita juga yah" Ajak Ma'ul kepada Bi Nah.

"Tidak usah non saya makan didapur aja barang sumi, non kan udah ada sahabat-sahabatya" Ucap Bi Nah

Bi Nah langsung masuk kedalam dapar. Memang biasanya jika tidak ada sahabat-sahabat Ma'ul pasti ditemani Bi Nah dan Bi Sumi makan, tapi jika ada sahabat-sahabatnya mereka lebih memilih makan didapar katanya biar tidak mengganggu.

"Ya udah makan gih" Ucap Ma'ul kepada sahabat-sahabatnya.

Inilah yang membuat Ma'ul senang karena kehadiran sahabat-sahabatnya  yang memberi warna pada kehidupannya. Jika dia disuruh memilih orang tua atau sahabat maka dia kan memilih sahabatnya karena sahabatnya yang selalu ada buat dia dibandingkan orang tuanya.

                               ****

Beda tempat beda juga keadaan.
Saat ini Alfin sedang dirumah Taqin. seperti biasa Alfin tidak akan pulang kerumahnya tetapi pulang ke rumah Taqin.

"Oh, anak-anak bunda udah pulang" Ucap Bunda Tamara Bundanga Taqin.

"Alfin kamu mandi dulu gih setelah itu kit makan siang bareng" suruh Bunda Tamara

"Iya Bunda" Ucap Alfin.

Alfin memang memanggil Bunda Tamara dengan sebutan Bunda begitupun dengan Ayah Taqin dia juga memanggil Ayah. Karena selama ini Bunda Tamaralah yang merawat Alfin jika Alfin tidak ingin pulang ke rumah.

"Oiya bunda Ayah gak pulang?" Tanya Alfin.

Karena biasanya ayahnya Taqin selalu pulang kerumah untuk makan siang bersama dirumah. Kecuali, ada meeting pada waktu makan siang atau ada diluar kota.

"Ohh, ayah lagi pergi kebandung ada seminar disana" Jawab Bunda Tamara. "Ya sudah kamu kamar sama" Lanjutnya

Alfin pun pergi kedalam kamar.

"Taqin jangan nonton TV dulu, sana kamu mandi setelah itu kita makan siang bareng, baru boleh ngapain aja" Suruh Bunda Tamara pada Taqin.

"Iya Bunda" Ucap Taqin dengan malas  tapi dia tetap menuruti ucapan bundanya.

Taqin memang selalu menuruti kata-kata bundanya. Karena kalau dia tidak menuruti kata-kata bundanya dia akan kena omelan bundanya dan diceramahi olehnya selama satu jam.

Setelah beberapa menit kemudian Taqin dan Alfin keluar dari kamarnya masing-masing. Mereka memang mempunyai kamar sendiri-sendiri di rumah ini. Karena dulu mereka pernah sekamar tapi Alfin tidur disofa karena jika tidur Taqin tidak bisa diam disampai menjatuhkan Alfin dari tempat tidur. Maka dari itu Bunda Tamara membuatkan kamar sendiri  untuk Alfin.

"Cepat kalian duduk dan makan yang banyak biat sehat" Ucap Bunda Tamara.

Alfin dan Taqin pun makan bersama Bunda Tamara. Alfin bersyukur bisa mengenal keluarga Taqin. Karena mereka selalu memberikan kasih sayang untuk Alfin yang tidak bisa diberikan oleh kedua orang tuanya

                               ****

Akhirnya bisa update lagi...

30-04-2019



Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang