30. Merenung

7 4 0
                                    

Ini sudah beberapa hari setelah kejadian Taqin ketahuan berpacaran dengan Rafa. Alfin masih sama masih tidak mau memaafkan Taqin walaupun Taqin dan sahabatnya berusaha membujuk Alfin untuk memaafkan Taqin.

Saat ini Alfin sedang dikantin bersama sahabatnya mereka masih membujuk Alfin untuk memaafkan Taqin.

"Fin Lo masih ke rumah Taqin?" Tanya Jonatan.

"Masih" Jawab Alfin.

"Lo itu marahan sama Taqin tapi masih nginep di rumah Taqin" Ucap Alfat seakan menyindir Alfin.

Inilah Alfat jarang berbicara tapi sekali bicara membuat lawannya tidak berkutik.

"Kan Alfin masih menghargai Bunda Tamara" Bela Sandi.

Alfin yang malas mendengar pembicaraan mereka akhirnya memutuskan untuk pergi.

"Gue pergi dulu" Ucap Alfin yang langsung pergi.

"Eh Fin mau kemana?" Teriak Sandi.

"Lo sih Fat" Ucap Jonatan.

"Lah kok gue, yang gue omongin kan memang benar" Balas Alfat.

"Ah udah lah gue mau menyusul Alfin" Ucap Sandi.

"Kita juga mau ikut" Ucap Jonatan dan Alfat.

Mereka pun mengejar Alfin dan mengikutinya hingga sampai digudang belakang. Mereka melihat Alfin yang merokok disana.

"Tumben Lo kesini?" Tanya Sandi yang membuat Alfin menoleh.

Alfin sebenarnya sedikit kesel dengan sahabatnya yang mengikutinya dari tadi. Padahal dia ingin waktu sendiri.

"Mau sampai kapan Lo kayak gini, marah-marahan sama Taqin" Ucap Alfat.

"Bukan urusan Lo" Sahut Alfin.

"Ini jelas urusan gue Lo sama Taqin itu sahabat gue dan udah sepantasnya gue bikin kalian akur lagi" Balas Alfat.

Saat Alfin ingin membalas ucapan Alfat, Alfat lebih dulu berbicara lagi.

"Apa Lo gak malu sama Bunda Tamara, orang yang udah merawat Lo disaat orang tua Lo gak ada disini, dia gak pernah beda-bedain Lo sama anak-anaknya walaupun Lo bukan anak kandungnya, Lo gak ingat apa saja yang udah dilakuin Bunda Tamara buat Lo dan sekarang Lo malah musuhin anaknya sendiri bahkah Lo mukulin dia juga" Ucap Alfat dengan suara tinggi.

Alfat sudah habis kesabaran menghadapi sifat Alfin ini

"Coba Lo ingat-ingat apa saja yang dilakuin Bunda Tamara buat Lo biar Lo sadar" Ucap Alfat yang langsung meninggalkan Alfin.

"Selama ini Bunda Tamara selalu ada buat Lo tapi sekarang Lo malah musuhin anaknya" Ucap Jonatan yang juga mulai kesal dengan Alfin.

"Pikiran baik-baik" Ucap Jonatan sambil menepuk pundak Alfin.

Jonatan pun meninggalkan Alfin juga agar Alfin merenungkan ucapannya dan Alfat.

"Lo juga mau menyalahkan gue" Ucap Alfin pada Sandi.

"Gue gak akan menyalahkan lo ataupun nasihatin Lo, Lo udah tahu mana yang baik dan buruk buat diri Lo, tapi yang diucapkan Alfat dan Jonatan juga gak salah, juga sikap kecewa Lo sama Taqin" Ucap Sandi.

"Pikirkan baik-baik dan ambil keputusan yang menurut Lo baik. Gue pergi dulu biar Lo bisa memikirkan tindakan Lo selanjutnya" Lanjut Sandi.

Sandi memberi ruang untuk Alfin berfikir dia tidak menyalakan Alfin sepenuhnya juga tidak menyalahkan Taqin juga. Tapi Sandi berharap persahabatan mereka bisa seperti dulu lagi.

Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang