"Aku nggak bakalan menyianyiakan kamu lagi, cukup waktu itu yang terakhir."
- Destiny -
Pukul 10.30
• Di kantin"Kamu mau makan apa? Biar aku suruh Anrez pesenin." Tanya Darren, yap Darren dkk dan Rania dkk duduk bersama satu meja.
"Aku mau nasi goreng aja, tapi kamu yang mesenin bukan Anrez atau siapapun." Jawab Rania sambil tersenyum ke arah Rania.
"Yaampun baik banget Bu boss, tau aja gue mager hehe." Kata Anrez kegirangan karena tidak jadi pergi memesan.
"Ya emang Rania itu baik, emang elu nggak baik hahaha." Tawa Syifa meledeki Anrez.
"Dasar bocah TK." Kata Anrez sensi.
"Yaudah aku pesen dulu, kamu tunggu sini oke?"
"Oke boss."
Yang bertanya dimana Elina dan Mario? Mereka sedang memesan makanan soalnya Rania dan Darren datangnya telat, jadi Mario dan Elina hanya memesan untuk Keduanya dan juga Syifa dan Anrez.
"Lah Darren mana?" Tanya Mario yang baru datang bersama Elina.
"Lagi mesen buat bu boss." Jawab Anrez.
"Oalah tumben Ran haha." Tambah Elina sambil menyantap makanannya.
"Ini yang, dimakan jangan disisain aku tau kamu belum sarapan." Kata Darren sambil menyodorkan Nasi goreng ke arah Rania.
"Makasihh yaaa, ummm makin sayang deh." Ucap Rania sambil menyubit pelan pipi Darren.
"Eh Ran ini elu?"
"Kalian pacaran?"
Pertanyaan yang dikeluarkan oleh kedua sahabat Darren bersamaan membuat Rania dan Darren terdiam kikuk.
"Heheh." Rania hanya tersenyum malu.
"Nanya satu-satu napa." Darren yang melongo dengan pertanyaan beruntun kedua sahabatnya
"Jelasin bos!" Kata Anrez mulai kepo.
"Iya gue udah pacaran sama Rania, soalnya dulu kita di jodohin sampe cere. Dan sekarang gue mau memperbaiki semuanya dari awal." Jawab Darren sambil mengelus rambut Rania.
"Wahhh mantap nih."
"Bagus lah, semoga kalian langgeng."
"Jangan mainin Rania lagi."
"Kalo sampe lo mainin Rania lagi, gue tebas pala lo." Kalimat terakhir yang di lontarkan oleh Elina membuat bulu kuduk Darren berdiri.
"Heheh sans gue mau tobat dan semua pesanan kalian biar gue yang bayar."
"Bentar! Ren lo kok banyak ngomong ya sekarang? Lo nggak sakit kan?" Tanya Anrez sambil menaruh telapak tangannya di kening Darren.
"Eh pacar gue sehat ya kak, jangan ngadi-ngadi loh." Bukan Darren yang menjawab melainkan Rania.
"Udah kalian semua makan aja, nggak usah dengerin bayi dugong ini." Kata Darren menyindir Anrez hahaha.
Semua yang ada di meja itu tertawa hingga kemudian mereka ber6 makan dengan tenang hingga bel masuk kembali bebunyi.
_________
Kegiatan pembelajaran hari ini sudah berakhir, Rania dan Darren berjalan ke arah parkiran bersama sahabat mereka yang lainnya.
Sampai disana mereka menuju motor masing-masing dan Darren menuju mobilnya diikuti oleh Rania di samping. Saat Darren akan membuka pintu mobil untuk Rania, mereka dikejutkan oleh kedatangan seseorang.
"Darren, kamu anterin aku yaaa. Eh lo ngapain disini?" Kata Salsa awalnya lembut dan berakhir ketus karena dia baru menyadari Rania disitu.
Rania hanya diam sambil melipat kedua tangan di depan dada dengan wajah datarnya tanpa menjawa perkataan Salsa tadi.
Mampus semoga Rania nggak marah Tuhannn - batin Darren mulai takut.
"Lo apaan sih, hus sana kuman jauh-jauh." Usir Darren.
"Pokoknya aku mau nebeng sama kamu karena aku nggak bawa kendaraan."
"Lo mau nebeng kan? Ayo masuk." Ajak Rania lalu membuka pintu depan untuk masuk.
"Eh bentar, gue nggak bisa duduk di belakang, gue mau duduk di depan dan lo duduk di belakang." Kata Salsa sambil menunjuk Rania.
Dasar nggak tau malu - batin Rania emosi
"Lo mau nebeng kan? Kalo gitu duduk di belakang. Kalo nggak mau nggak usah. So nggak penting buat gue lo mau duduk dimana karena lo cuman nebeng dan lo nggak ada hak duduk di depan!" Balas Rania tak kalah pedasnya membuat Darren tersenyum mendengar perkataan pacarnya.
Pedes juga haha, mampus lu mak lampir - Batin Darren
"Oke fine gue di belakang." Pasarah Salsa akibat ucapan pedas Rania.
Di dalam mobil Salsa berusaha untuk berbicara dengan Darren tapi di abaikan. Dan Rania mempunyai ide yang licik untuk memanas-manasi Salsa.
"Sayang aku mau ke rumah kamu, kangen sama Mama." Aksi Rania dimulai sambil menggandeng lengan Darren.
"Iya yang, mama juga udah lama nggak ketemu kamu." Darren yang mengetahui aski pacarnya itu ikut memanas manasi suasana.
Apaan sih, sok mesra lagi - batin Salsa
Tanpa sadar kini mereka sudah sampai di depan rumah Salsa.
"Nah udah sampe dan lo boleh turun sekarang juga." Kata Darren yang kalo di dengar terkesan mengusir wkwk.
Salsa turun dari mobil dengan keadaan terbakar api cemburu. Ia keluar tanpa mengucapkan satu kata apapun lalu menutup pintu mobil dengan kencang. Darren melajukan mobilnya meningglkan rumah Salsa.
"Dasar nggak tau malu." Gumam Rania.
"Sayang maaf ya, aku nggak tau kalo dia bakalan minta tebengan sama kita." Kata Darren takut sambil memegang tangan Rania.
"Heh aku nggak marah lo, biarin aja biar kita bisa manas manasi dia hahaha." Jawab Rania sambil mengelus tangan Darren.
"Aku pikirnya kamu bakalan marah sama aku soalnya dia dateng langsung aja minta bareng." Rania hanya tersenyum lalu menganguk ke arah Darren.
Keduanya sudah sampai di depan rumah Rania. Di depan sudah terparkir mobil Papanya Rania. Kedua orangtuanya udah pulang dari luar negeri.
"Kamu masuk gih."
"Nggak mau singgah dulu?"
"Nanti aja ya, udah sore juga nih."
"Oke deh, kamu hati-hati ya jangan ngebut."
"Siap bu boss." Jawab Darren memberi hormat.
"Lucu bangett." Rania menyubit pipi Darren kemudian turun dari mobil sambil melambaikan tangannya.
Aku nggak bakalan lepasin kamu lagi Ran, lucu banget sihh gemesh aku sama kamu -batin Darren sambil senyum sendiri didalam mobil
Setelah itu Darren melajukan mobilnya dengan keadaan bahagia karena perlakuan Rania hari ini sangat romantis.
Vote guyss
Maap banyaj typo hehe
Next👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Teen Fiction" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠