Ancaman 🌼

311 18 0
                                    

"Banyak ancaman."

- Rania Napper -

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, kedua sahabat Rania dan juga Devano sudah pergi deluan ke parkiran, Rania masih ada tugas piket di kelas.

Dari arah depan kelas, Rania berjalan seorang diri karena yang lainnya masih di kelas. Dari kejauhan Rania dapat melihat seseorang yang bersandar di ujung koridor sambil kedua tangan di masukkan ke dalam saku.

Jalan aja Rania, nggak usah peduliin dia - batin Rania.

Rania berjalan sambil menatap lurus ke depan. Saat sampai di ujung koridor tiba-tiba...

Deg

"Mau kemana?" Tanya Darren sambil menekram tangan Rania.

"Apaan sih gue mau pulang, yang lain udah nunggu jangan buang-buang waktu gue." Kata Rania sarkas.

"Nggak usah cuek dan nggak usah ngehindar."

Diam

Rania hanya diam tidak menjawab ucapan Darren tadi. Hingga Darren menarik tangannya dan membenturkan punggung Rania ke tembok.

"Disini cuman ada kita berdua, oke gue minta maaf karena udah mukul tu orang, tapi gue cemburu Ran." Kata Darren dengan wajah yang berjarak beberapa cm dari Rania.

Krik
Krik

"Masih nggak mau jawab? Oke gue udah bilang, disini cuman ada kita berdua dan gue bisa buat apapun disini." Ucap Darren mengancam.

"Oke, udah kan? Minggir gue mau lewat." Jawab Rania pasrah.

"Pulang bareng gue."

"Nggak gue bareng Devano, dia udah nunggu di mobil." Tolak Rania hati-hati.

"Pulang bareng atau gue cium disini sekarang." Kata Darren mengancam.

"Oke." Pasrah Rania kepada Darren.

"Oke apa nih? Oke di cium? Ayokkk gaskennn." Kata Darren tersenyum jail.

"Oke pulang bareng." Jawab Rania datar sambil berjalan ke arah parkiran.

Di parkiran sudah ada kedua sahabat Rania dan Darren serta Devano yang duduk bersandar di mobil.

"Lama banget Ran." Kata Devano sambil menarik sebelah tangan Rania.

Lah si kutu malah megang tangan Rania lagi - batin Darren.

"Dia pulang bareng gue." Kata Darren dingin.

"Mana bisa, dia datang bareng gue berarti balik pun harus bareng gue." Jawab Devano enteng

"Sorry ya Dev udah buat lo nunggu lama, gue bareng Darren aja dan lo bisa anter Syifa balik." Kata Rania takut-takut Devano marah.

"Hm." Jawab Devano kemudian masuk ke mobil diikuti Syifa yang duduk di kursi sebelah Devano.

Mampus Devano pake acara marah segala, gara-gara si Darren kampret - batin Rania.

Kini keduanya sudah dalam perjalanan, sedari tadi hanya terjadi keheningan. Darren fokus membawa motor dan Rania sibuk meneliti jalanan.

Tiba-tiba motor yang di kendarai oleh Darren berhenti di salah satu warung makan pecel ayam.

"Kita makan dulu." Kata Darren tapi tidak ada tanggapan dari Rania.

Keduanya duduk di salah satu meja yang di sediakan disana. Hanya keheningan yang terjadi. Rania sibuk bermain ponsel dan Darren memperhatikan Rania.

"Ran, aku minta maaf sumpah. Nggak ada maksud ngomong gitu waktu itu dan aku reflek mukul dia karena dia udah lancang deket sama kamu." Kata Darren sambil mengengam tangan Rania.

"Hm." Jawab Rania kemudian menarik tangannya pelan.

"Masih mau cuek nih? Bisa aja aku bawa lari kamu saat ini juga. Biar kamu jadi milik aku seutuhnya lagi." Kata Darren sambil tersenyum devil.

"Nggak usah banyak ancaman." Akhirnya Rania mau membuka suaranya.

"Nah gini dong, jawab kek dari tadi. Kalo diam-diaman jelek muka kamu." Kata Darren lalu mendapat cubitan dari Rania.

"Apaan sih. Aku cantik kali."

"Iya saking cantiknya mau aku jadiin istri ke dua." Jawab Darren jail.

"Aneh-aneh aja."

Setelah itu pesanan keduanya sudah datang. Mereka makan dengan suasana hening. Kemudian mereka berdua pulang dengan tujuan utama Darren mengantar Rania ke rumah.

"Makasih dan hati-hati." Kata Rania saat mengembalikkan helm milik Darren.

"Sama-sama sayang." Jawab Darren sambil senyum-senyum sendiri.

"Aneh." Setelah mengatakan itu Rania masul ke dalam meninggalkan Darren di luar.

"Huh untung sayang." Gumam Darren kemudian berjalan meninggalkan pekarangan rumah Rania.





















Vote guysss
Maap banyak typo hehe
Next👉👉👉

DESTINY { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang