"Kalo aku minta kita pacaran? Kamu mau?"
- Darren Brawijaya -
Malam ini rencananya Darren akan pergi ke rumah Rania, entahlah untuk apa dia juga masih bingung. Tapi intinya Darren baru saja sampai.
Di depan rumah Rania terlihat sepi, mungkin kedua orangtuanya belum pulang atau apalah. Di garasi Darren dapat melihat mobil Devano yang terparkir sempurna disana. Tapi Darren bodo amat dengan hal itu. Ia memilih untuk masuk ke dalam.
Tok
Tok
"Bentar." Teriak seseorang yang Darren ketahui itu adalah suara laki-laki.
Ceklek
"Lo ngapain disini?" Tanya Darren heran dengan mata menajam
"Yaelah gue yang harusnya nanya gitu ke lo, ngapain lo ke sini?" Balas Devano tak kalah sinisnya.
"Bukan urusan lo, minggir gue mau ketemu Rania."
"Etttt nggak boleh, gue nggak bakal ijinin lo buat masuk."
"Heh terserah gue dong. Emang lo siapa disini."
"Oh iya ya kita belum kenalan."
"Gue nggak mau kenalan dan nggak perlu kenalan sama lo, minggir."
Mereka berdua masih saja berdebat di depan pintu, posisinya tangan Devano menghalangi pintu agar Darren tidak dapat masuk ke dalam.
"Apaan sih ribut-ribut." Kata Rania yang baru turun dari kamarnya.
"Rania, tolong dong aku mau masuk tapi nggak di bolehin." Teriak Darren sambil melambaikan tangan ke arah Rania.
"Lo apaan sih tereak-tereak segala." Kata Devano jengah dengan sikap Darren.
"Lo ngapain disini Ren?" Tanya Rania heran
"Aku mau ngomong penting sama kamu, tapi nggak di bolehin sama ni orang, emangnya lo siapa sih." Kata Darren menatap Devano sinis.
"Dia Devano, sepupu gue dari Jerman." Jawab Rania datar.
Shit
Gilak, gue cemburuan banget dong. Bego banget lu Ren - batin Darren.
"Ee-eh jadi dia sepupu kamu? Jadi aku udah salah paham dong sama kalian hehe." Kata Darren sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
"Makanya bro, jangan main asal nonjok aja. Cemburu boleh men tapi nggak gitu juga." Jawab Devano geleng-geleng.
"Sorry gue nggak tau, lo pasti bisa lah rasain gimana cemburunya kalo punya lo di deketin orang lain." Ucap Darren.
"Sans aja, gue juga minta maaf sama lo. Eh Ran lo nggak nyuruh orang duduk apa?"
"Eh lo duduk dulu kak, gue buatin minum."
"Nggak usah Ran, aku cuman mau ngomong sama kamu."
"Yaudah gue ke kamar dulu byee." Kata Devano lalu berlalu ke lantai atas menuju kamarnya.
"Jadi? Mau ngomong apa?" Tanya Rania.
"Aku mau jelasin sama kamu kalo aku bener nggak ada hubungan apa-apa sama Shalsa, dia aja yang suka ngaku-ngaku kalo aku pacran sama dia. Dan soal berangkat bareng itu aku ketemu sama dia di perempatan terus dia maksa aku buat nebeng. Kalo yang di mall, itu rencananya aku janjian sama dua curut tapi mereka nggak dateng dan disana juga ada Shalsa, dia langsung narik aku ke arah kamu, terus ngomong yang enggak-enggak." Jelas Darren sambil memegang tangan Rania.
"Oh." Jawab Rania singkat.
"Ran? Oh doang? Sumpah Ran? Aku jelasin panjang lebar loh." Kata Darren frustasi dengan jawaban Rania.
"Ya aku harua gimana? Masa aku jungkir balik gitu." Jawab Rania yang kali ini sudah kembali menggunakan aku-kamu.
Yesss kayaknya Rania udah nggak marah - batin Darren bersorak gembira.
"Hei." Rania melambaikan tangannya di depan wajah Darren untuk menyadarkan kembali lelaki itu.
"Eeh enggak, Ran aku mau minta sesuatu sama kamu boleh? Tanya Darren gugup
"Minta apa?"
"Kalo aku ngajak kamu pacaran? Kamu mau nggak? Kan dulu kita di jodohin tu, nah sekarang aku mau kita pacaran, gimana Ran?"
Deg
Yaampun jantung gue kenapa ini, jangan-jangan gue sakit lagi - batin Rania karena sudah gugup
"Emmm gimana ya, aku mikir dulu nggak papa kan?"
"Nggak papa kok, aku bakal nunggu jawaban kamu, kapan pun itu, tapi jangan kelamaan ya Ran hehe."
"Iya." Jawab Rania malu-malu.
"Yaudah aku balik dulu ya, salamin Mama sama Papa." Pamit Darren karena waktu juga semakin malam.
"Iya kamu hati-hati, jangan ngebut ya." Pesan Rania kepada Darren.
"Siap boss."
Cup
Sebelum menaiki motornya Darren sempat mencuri ciuman di pipi Rania. Ciuman itu membuat kedua pipi rania merah merona.
Blush
"Nyosor aja terosss."
"Hehe abisnya aku kangen banget sama kamu, tadinya mau nyium di dalem tapi takut si Devano liatin hehe."
"Ada-ada aja, udah mending kamj balik dan jangan singgah kemana-mana lagi. Udah malam ini."
"Cieee khawatir." Goda Darren kepada Rania.
"Mau jalan atau aku bakalan marah sama kamu terus nggak bakalan mau ketemu kamu lagi." Ancam Rania.
"Iya iya aku jalan, kamu masuk gih baru abis itu aku jalan."
"Yaudah bye." Kata Rania sambil melambaikan tangannya.
"Ingat Ran pikirnya jangan kelamaan yaa." Tereka Darren agak pelan tapi masih bisa di dengan oleh Rania.
Tanpa Darren sadari, Rania berjalan masuk ke dalam rumah dengan keadaan bahagia, senang, gugup, salah tingkah semua bercampur jadi satu. Rania mendengar teriakan Darren tapi dia sengaja tidak berbalik arah.
Vote guyss
Maap banyak typo hehe
Next👉👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Fiksi Remaja" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠